Jumat, 09 Maret 2012

Gunung Padang, Misteri Peradaban yang Hilang



Sketsa imajiner Gunung Padang (Tim Katastropik Purba)


"Pernah ada peradaban yang sangat maju namun musnah akibat sebuah bencana yang besar."
Tak hanya situs megalitikum di permukaan, perut Gunung Padang di Cianjur, Jawa Barat diduga kuat menyimpan sebuah mahakarya, bangunan berbentuk piramidal.

Hasil pengeboran dan carbon dating terbaru di teras lima, dengan kedalaman 8-10 meter menunjukkan keberadaan konstruksi bangunan yang berusia 10 ribu tahun Sebelum Masehi (SM), merevisi hasil uji karbon sebelumnya yang memperlihatkan situs di bukit ini berasal dari 6.700 tahun lalu atau 4.700 SM.

Staf Khusus Presiden bidang Bantuan Sosial dan Bencana Alam Andi Arief menjelaskan hasil riset bencana yang dilakukan Tim Bencana Katastropik Purba (BKP) selama 1,5 tahun berujung pada hipotesis adanya peradaban yang sangat maju di kawasan Gunung Padang.

"Di kawasan ini pernah ada peradaban yang sangat maju namun musnah akibat sebuah bencana yang besar," kata dia kepada VIVAnews.com, Selasa 6 Maret 2012.

Bukti peradaban maju dilihat dari struktur dan bentuk pundek berundak yang ada di situs tersebut. Semua susunan di kawasan Gunung Padang terstruktur dengan baik dan disiapkan untuk berbagai kepentingan dan realita sosial masyarakat di masanya. Semua bongkahan batu megalit terbuat dengan pola yang sama dan disusun sesuai kebutuhan.

"Ini sangat luar biasa. Kami akan melakukan riset yang sangat eksklusif karena kita mempunyai akar kebudayaan yang lebih tua dari catatan sejarah yang ada dengan kemajuan peradaban yang luar biasa pula. Kami akan melakukan riset lebih dalam untuk memastikannya,” paparnya.

Tim, Andi menambahkan, juga menemukan sisa-sisa bencana alam yang memusnahkan peradaban yang maju ini. Bencana ini sangat luar biasa hingga bisa langsung memusnahkan peradaban ini dalam waktu yang cepat dan hampir tidak meninggalkan sisa. Untuk mencari sisa peradaban lain, tim berupaya untuk melakukan eskavasi di lokasi.

"Secara fisik sisa bencana dapat dilihat dari posisi bebatuan yang berserakan di mana-mana namun masih bisa terlihat strutur pola konstruksinya. Terutama di puncak Gunung Padang sendiri di mana berdiri sebuah menhir yang sudah rubuh lama akibat sebuah bencana besar,” ungkapnya.

Berdasarkan catatan bencana di kawasan ini, diketahui petaka pernah terjadi pada tahun 1300-an. Berupa banjir bandang dan letusan gunung berapi yang luar biasa. Dari data ini diperkirakan saat itu peradaban Gunung Padang musnah dan punden berundak yang ada kini menjadi porak poranda.

Posisi Situs Megalitikum, Gunung padang berhadapan langsung dengan Gunung Gede Pangrango. Selain itu posisinya tidak jauh dengan lempengan sesar Bandung yang masih aktif dari jaman purba hingga kini.

Andi menjelaskan, jarak Gunung Padang yang dekat dengan sesar Cimandiri yang labil, selalu menjadi bagian yang menakutkan bagi para ahli geologi. Sebab, gempa bumi darat yang besar dan mempunyai daya rusak tinggi dimungkinkan terjadi lagi.

Remaja Malaysia Temukan 'Manusia Bintang'


Headline
Remaja asal Malaysia, Cheah Nan Zing, berhasil menemukan ‘manusia bintang’ saat pergi ke Nepal. Fotografer amatir ini menemukannya di daerah Himalaya. Ingin tahu?
Gambar ini diambil Cheah saat sedang bepergian ke Nepal, khususnya di daerah Himalaya. Secara mengejutkan, ia berhasil memotret wajah alien ini di langit malam itu. Ia mengambil gambar ini menggunakan kamera Canon 60D.
“Saya memang menyukai David Bowie, namun sebenarnya Starman ini bukan favorit saya. Saya lebih suka pada ‘The Jean Genie’. Awalnya, saya hanya ingin melihat pemandangan dan menemukan pemandangan luar biasa ini,” katanya seperti dikutip DM.
"Ini pertama kalinya saya memotret bintang dan saya sangat senang sekali, saya harus akui wajah ini memang sedikit aneh," lanjutnya. “Saat sampai di rumah dan menunjukkan gambar ini ke ibu saya, ibu saya bilang ini seperti alien,” tutupnya.

Rabu, 07 Maret 2012

Bulan, 'Tersangka' Tenggelamnya Kapal Titanic



Kapal Megah Titanic (id.wikipedia.org)


Akibat kondisi bulan, bongkahan-bongkahan es melayang dari tempat peristirahatan mereka.

Selama 100 tahun, kesalahan atas tragedi tenggelamnya kapal mewah Ttanic diletakkan 'di pundak' bongkahan es. Tapi, baru-baru ini peneliti menemukan pelaku baru, bulan.

Meski kapal memang tenggelam karena menabrak bongkahan es raksasa, tapi peneliti menemukan bahwa tiga bulan sebelum kejadian, bulan sedang dalam posisi yang aneh.

Sebuah kombinasi astronomi yang sangat jarang terjadi pada 4 Januari 1912, termasuk posisi bulan yang paling dekat dengan bumi dalam 1400 tahun. Hal ini mengakibatkan air laut pasang sangat tinggi.

Kondisi yang sangat aneh ini menyebabkan bongkahan-bongkahan es tenggelam ke dalam laut. Selain itu, bongkahan es pun mengapung dan melayang dari tempat mereka biasa beristirahat di lepas pantai Kanada, ke arah selatan.

Menurut peneliti, seperti dikutip dari laman Telegraph, waktu perjalanan bongkahan es ini ke tempat lokasi kejadian tenggelamnya Titanic pada 14 April 1912 dan menewaskan 1500 penumpang dan awak kapal, tepat tiga bulan. Penelitian para ilmuwan ini dimuat di majalah Sky & Telescope.

Profesor Donald Olson dari Texas State University yang memimpin penelitian mengatakan, "Kapal datang dengan kecepatan tinggi ke daerah bongkahan-bongkahan es ini, dan kapal pun tenggelam. Tapi, kondisi bulan ini dapat menjelaskan bagaimana jumlah bongkahan es yang banyak bisa ada di jalur Titanic. Ini tidak biasa."

Pasang surut yang luar biasa tinggi ini dikenal dengan gelombang musim semi. Kondisi ini disebabkan posisi bulan dan matahari yang berada di satu garis sehingga gravitasi masing-masing makin meningkat.

Tapi, Olson menegaskan pihaknya tidak tahu di mana letak persis bongkahan es pada Januari 1912, sebelum akhirnya menabrak Titanic pada April 1912. "Tak ada yang tahu. Tapi, ini adalah skenario yang masuk akal secara ilmiah," katanya.

Jumat, 02 Maret 2012

Penemu Benua Amerika Bukan Christopher Colombus!


File:The Americas satellite map.jpg

Selama ribuan tahun, selalu dipersepsikan bahwa penemu Benua Amerika adalah Christopher Colombus pada 12 Oktober 1492. Menurut versi tersebut, ketika pertama kali menginjakkkan kakinya di daratan, dia menyangka mendarat di semenanjung Hindia, sehingga penduduk aslinya disebut ”Indian”.Tapi menurut versi lain, penelitian ulang yang dilakukan oleh beberapa peneliti Barat, atau penelitian dari sumber-sumber tertulis dari kalangan Muslim, ilmuan Muslim, ditemukan data-data baru bahwa Benua Amerika telah ditemukan oleh penjelajah Muslim 603 tahun sebelum Colombus menginjakkan kakinya di benua Amerika.


Literatur yang menerangkan bahwa penjelajah Muslim sudah datang ke Amerika sebelum Colombus, antara lain pakar sejarah dan geografer Abul Hassan Ali Ibnu al-Hussain al-Masudi (871-957M). Dalam bukunya Muruj Adh-Dhahabwa Maad al-Jawhar (The Meadows of Gold and Quarries of Jewels / Hamparan Emas dan tambang Permata), al-Masudi telah menuliskan bahwa Khaskhas Ibnu Sa’ied Ibn Aswad, seorang penjelajah Muslim dari Cordova, Spanyol, berhasil mencapai benua Amerika pada 889M.


Al-masudi menjelaskan, semasa pemerintahan Khalifah Abdullah Ibn Muhammad (888-912M) di Andalusia, Khaskhas berlayar dari Pelabuhan Delbra (Palos) pada 889, menyeberangi lautan Atlantik hingga mencapai sebuah negeri yang asing (al-ardh majhul). Sekembalinya dari benua asing tersebut, dia membawa pulang barang-barang yang menakjubkan, yang diduga berasal dari benua baru yang kemudian berama Amerika.

Sejak itulah, pelayaran menembus Samudera Atlantik yang saat itu dikenal sebagai ”lautan yang gelap dan berkabut”, semakin sering dilakukan oleh pedagang dan penjelajah Muslim. Literatur yang paling populer adalah essay Dr. Yossef Mroueh dalam Prepatory Committe for International Festivals to Celebrate the Millenium of the Muslims Arrival to the America tahun 1996. Dalam essay berjudul Precolumbian Muslims in America (Muslim di Amerika Pra Colombus), Dr. Mroueh menunjukkan sejumlah fakta bahwa Muslimin dari Anadalusia dan Afrika Barat tiba di Amerika sekurang-kurangnya lima abad sebelum Colombus.

Pada pertengahan abad ke-10, pada masa pemerintahan Bani Umayyah Andalusia: Khalifah Abdurrahman III (929-961M), kaum Muslimin dari Afrika berlayar ke arah barat dari pelabuhan Delbra (Palos) di Spanyol menembus “samudera yang gelap dan berkabut”. Setelah menghilang beberapa lama, mereka kembali dengan sejumlah harta dari negeri yang “tak dikenal dan aneh”. Dalam pelayaran itu, ada sejumlah kaum Muslimin yang tinggal bermukim di negeri baru itu. Mereka inilah imigran Muslim gelombang pertama yang tiba di Amerika.

Masih menurut Dr. Mroueh, berdasarkan catatan sejarawan Abu Bakr Ibnu Umar al-Gutiyya, yang hidup pada masa pemerintahan Khalifah Hisyam II (976-1009) di Andalusia, penjelajah dari Granada bernama Muhammad Ibnu Farrukh meninggalkan pelabuhan Kadesh, Februari 999. M.Farrukh melintasi Lautan Atlantik, mendarat di Gando (Kepulauan canary) dan berkunjung pada Raja Guanariga. Ia melanjutkan pelayaran ke arah barat, melihat dua pulau dan menamakannya dengan Cpraria serta Pluitana. Ia kembali ke Andalusia Mei 999 M.

Al-Syarif al-Idrisi (1099-1166), pakar Geografi dan ahli pembuata peta, dalam bukunya Nuzhat al-Musytaq fi Ikhtiraq al-Afaq (Ekskursi dari yang rindu mengharungi Ufuk) menulis, sekelompok pelaut Muslim dari Afrika Utara berlayar mengharungi samudera yang gelap dan berkabut. Ekspedisi yang berangkat dari Lisbon (Portugal) ini, dimaksudkan untuk mendapatkan jawaban apa yang ada di balik samudera itu ?, berapa luasnya dan dimana batasnya?, Merekapun menemukan daratan yang penghuninya bercocok tanam.

Pelayaran melintasi samudera Atlantik dari Maroko juga dicatat oleh penjelajah Shaikh Sayn-eddin Ali bin Fadhel al-Mazandarani. Kapalnya melepas jangkar dari pelabuhan Tarfay di Maroko pada masa Sultan Abu Yacoob Sidi Yossef (1286-1307M), penguasa keenam Kekhalifahan Marinid. Rombongan ekspedisi ini mendarat di Pulau Green di Laut Karibia pada 1291. menurut Dr. Mroueh, catatan perjalanan pelaut Maroko ini banyak dijadikan referensi oleh ilmuan Islam pada era sesudahnya.

Sultan-sultan dari Kerajaan Mali di Afrika Barat yang beribukota Timbuktu, juga melakukan penjelajahan hingga mendarat di benua Amerika. Sejarawan Chihab Addin Abul Abbas Ahmad bin Fadhl al-Murai (1300-1384), menulis catatan tentang geografi Timbuktu, yang waktu itu ternyata telah menjadi kota pusat peradaban dan cukup maju di Afrika Barat.

Ekspedisi laut yang berawal dari Timbuktu, antara lain dilakukan oleh Sultan Abu Bakari I (1285-1312M) yang merupakan saudara dari Sultan Mansa Kankan Musa (1312-1337M0. Sultan Abu Bakar I melakukan dua kali ekspedisi menembus Lautan Atlantik dan mendarat di Amerika. Bahkan, penguasa Afrika Barat ini sempat menyusuri sungai Missisippi, dan mencapai pedalaman Afrika Tengah antara tahun 1309-1312. Selama berada di benua baru ini, para eksplorer ini tetap berkomunikasi dengan bahasa Arab dengan penduduk setempat. Dua abad kemudian tepatnya tahun 1513, penemuan benua Amerika ini diabadikan dalam peta berwarna yang disebut Piri Re’isi. Peta ini dipersembahkan kepada Khalifah Ottoman, Sultan Selim I, tahun 1517 di Turki. Peta ini berii informasi akurat tentang belahan bumi bahagian barat, Amerika Selatan, dan pesisir pantai Brasil. Piri sendiri sebenarnya merupakan nama seorang pejabat laut sekaligus pembuat peta kerajaan Turki Utsmani, yang berbakti pada kerajaan Turki Utsmanimasa pemerintahan Sultan Salim (1512-1520) sampai pemerintahan Sultan Sulaiman al-Qanuny (1520-1566). Gelaran ”Reis” (berasal dari bahasa Arab Raais, yang berarti panglima atau Pimpinan), diberikan pada Piri setelah yang bersangkutan memenangkan peperangan laut melawan Bendeqia.

Peta Piri Reis yang bertarikh 1513 M itu disimpan di Tobco Serai/Top Kopi, dan kemudian pada tahun 1929, dikaji ulang oleh seorang orientalkis Jerman Prof. Paul Kalhe yang membentangkannya dalam Kongres Kajian Oriental di Leiden pada 1931. Untuk mengenang jasa-jasanya, pemerintah Turki mengabadikannya menjadi perangko Peta Piri Reis itu


D. MUSLIM SEBAGAI PENEMU AMERIKA : Sumber-sumber dan Perspektif Barat :

Pertama, dalam bukunya Saga America (New York, 1980), Dr. Barry Fell, arkeolog dan ahli bahasa berkebangsaan Selandia Baru jebolan Harvard University menunjukan bukti-bukti detail bahwa berabad-abad sebelum Colombus, telah bermukim kaum Muslimin dari Afrika Utara dan Barat di beua Amerika. Tak heran jika bahasa masyarakat Indian Pima dan Algonquain memiliki beberapa kosakata yang berasal dari bahasa Arab.

Di negara bahagian Inyo dan California, Dr. Barry menemukan beberapa kaligrafi Islam yang ditulis dalam bahasa Arab salah satunya bertuliskan ”Yesus bin Maria” yang artinya ”Isa anak Maria”. Kaligrafi ini dapat dipastikan datang dari ajaran Islam yang hanya mengakui nabi Isa sebagai anak manusia dan bukan anak Tuhan. Dr. Barry menyatakan bahwa usia kaligrafi ini beberapa abad lebih tua dari usia Negara Amerika Serikat. Bahkan lebih lanjut, Dr. Barry menemukan reruntuhan, sisa-sisa peralatan, tulisan, digram, dan beberapa ilustrasi pada bebatuan untuk keperluan pendidikan di Sekolah Islam. Tulisan, diagram dan ilustrasi ini merupakan mata p[elajaran matematika, sejarah, geografi, astronomi dan navigasi laut. Semuanya ditulis dalam tulisan Arab Kufi dari Afrika Utara.

Penemuan sisa-sisa sekolah Islam ini ditemukan dibeberapa lokasi seperti di Valley of Fire, Allan Springs, Logomarsino, Keyhole, Canyon Washoe, Hickison Summit Pas (Nevada), Mesa Verde (Colorado), Mimbres Valley (New Mexico) dan Tipper Canoe (Indiana). Sekolah-sekolah Islam ini diperkirakan berfungsi pada tahun 700-800 M. Keterangan yang sama juga ditulis olh Donald Cyr dalam bukunya yang berjudul Exploring Rock Art (Satna barbara, 1989).

Kedua, dalam bukunya Africa and the Discovery of America (1920), pakar sejarah dari Harvard University, Loe Weiner, menulis bahwa Colombus sendiri sebenarnya juga mengetahui kehadiran orang-orang Islam yang tersebar di Karibia, Amerika Utara, Tengah dan Selatan, termasuk Canada. Tapi tak seperti Colombus yang ingin menguasai dan memperbudak penduduk asli Amerika, umat Islam datang untuk berdagang, berasimilasi dan melakukan perkawinan dengan orang-orang India suku Iroquis dan Algonquin. Colombus juga mengakui, dalam pelayaran antara gibara dan Pantai Kuba, 21 Oktober 1492, ia melihat masjid berdiri diatas bukit dengan indahnya. Saat ini, reruntuhan masjid-masjid itu telah ditemukan di Kuba, Mexico, Texas dan Nevada.

Ketiga, John Boyd Thacher dalam, bukunya Christopher Colombus yang terbit di New York, 1950, menunjukkan bahwa Colombus telah menulis bahwa pada hari Senin, 21 Oktober 1492, ketika sedang berlayar di dekat Cibara, bahagian tenggara pantai Cuba, ia menyaksikan mesjid di atas puncak bukit yang indah. Sementara itu , dalam rangkaian penelitian antropologis, para antropolog dan arkeolog memang menemukan reruntuhan beberapa masjid dan menaranya serta ayat-ayat al-Qur’an di Cuba, Mexico, Texas dan Nevada.

Keempat, Clyde Ahmad Winters dalam bukunya Islam in Early North and South America, yang diterbitkan penerbit Al-Ittihad, Juli 1977, halaman 60 menyebutkan, para antropo0log yang melakukan penelitian telah menemukan prasasti dalam bahasa Arab di lembah Mississipi dan Arizona. Psasasti itu menerangkan bahwa imigran Muslim pertama tersebut juga membawa gajah dari Afrika.

Sedangkan Ivan Van Sertima, yang dikenal karena karyanya They Came Before Colombus, menemukan kemiripan arsitrektur bangunan penduduk asli Amerika dengan kaum Muslim Afrika. Sedang dalam bukunya yang lain African Presence in Early America, juga menegaskan tentang telah adanya pemukiman Muslim Africa sebelum kehadiran Colombus di Amerika.

Kelima, ahli sejarah Jerman, Alexander Von Wuthenan juga memberikan bukti bahwa orang-orang Islam sudah berada di Amerika tahun 300-900 M. Artinya, umat Islam sudah ada di Amertika, paling tidak setengah abad sebelum Colombus lahir. Bukti berupa ukiran kayu berbentuk kepala manusia yang mirip dengan orang Arab diperkirakan dipahat tahun 300 dan 900 M. Beberapa ukiran kayu lainnya diambil gambarnya dan diteliti, ternyata memiliki kemiripan dengan orang Mesir.


Keenam, salah satu buku karya Gavin Menzies, seorang bekas pelaut yang menerbitkan hasil penelusurannya, menemukan peta empat pulau di Karibia yang dibuat pada tahun 1424 dan ditandatangani oleh Zuanne Pissigano, kartografer dari Venezia, yang sudah diterjemahkan ke bahasa Indonesia. Peta ini berarti dibuat 68 tahun sebelum Colombus mendarat di Amerika. Dua pulau pada peta ini kemudian diidentifikasi sebagai Puertorico dan Guadalupe.

Henry Ford dalam bukunya The Complete International Jew, terdapat cuplikan yang menjelaskan bagaimana kondisi riil Umat Islam pada akhir kekuasaan Islam di Spanyol, yang mengalami penyiksaan yang sangat luar biasa, dan bagaimana dari penyiksaan tersebut akhirnya ada yang melarikan diri bersama rombongan Colombus ke Amerika. Dalam buku tersebut dapat disarikan sebagai berikut :

Perjalanan Colombus dimulai 3 Agustus 1492, sehari setelah jatuhnya Granada, benteng terakhir umat Islam di Spanyol. Dalam pertarungan hidup-mati itu, 300 ribu orang Yahudi diusir dari Spanyol oleh raja Ferdinand yang Kristen. Selanjutnya, dalam buku tersebut dikisahkan bagaimana perjuangan penggalanagan dana oleh kaum Yaahudi untuk mendukung perjalanan Colombus dan pada hakekatnya juga pelayaran bagi pelarian Yahudi Spanyol ke Amerika. Tapi ada bahagian informasi yang sengaja tidak dipublikasikan, yakni bahwa Colombus membawa dua kapal, yakni kapal Pinta dan Nina. Kedua kapal ini dibantu oleh nakhoda Muslim bersaudara. Martin Alonso Pinzon menakhodai kapal Pinta, dan Vicente Yanex Pinzon menakhodai kapal Nina. Keduanya menggunakan Spanyol namun keduanya sebenarnya masih keluarga Sultan Maroko Abu Zayan Muhammad III (1362-1366) yang menguasai kekhalifahan Marinid (1196-1465). Informasi tersebut juga ditemukan dalam buku karya John Boyd Thacher, Christopher Colombus, New York, 1950.

MUSLIM SEBAGAI PENEMU AMERIKA : HASIL PENGAMATAN LAPANGAN DAN PERSPEKTIF SUKU-SUKU INDIAN AMERIKA (CHEROKEE)

Hari ini, kalau kita membuka peta Amerika paling mutakhir buatan Rand McNally dan mencermati nama-nama tempat. Hampir di semua bagian benua ini akan ditemukan jejak-jejak umat Islam jauh sebelum Colombus. Di tengah kota Los Angeles misalnya, terdapat kawasan Alhambra, teluk El-Morro dan al-Amitos serta nama-nama kawasan seperti Andalusia, Attilla, Alla, Aladdin, Albany, Al-Cazar, Alameda, Alomar, al-Mansor, Almar, Alva, Amber, Azuredan La Habra.

Di bahagian tengah Amerika, dari selatan hingga Illionis terdapat nama-nama kota Albany, Andalusia, Attalla, Lebanon dan Tullahoma. Di negara bagian Washington ada kota Salem. Di Karibia (berasal dari bahasa Arab Qariiban) dan Amerika Tengah terdapat kawasan bernama Jamaika, Pulau Cuba (dari kata Quba) dengan ibukotanya Havana (dari La-Habana). Juga nama-nama pulau Grenada, Barbados, Bahama dan Nassau.

Di Amerika Selatan terdapat nama kota seperti Cordova (di Argentinma), Al-Cantara (di Brazil), Bahia (di Brazil dan Argentina). Selanjutnya , ada nama-nama pegunungan seperti Appalachian (Afala-che) di pantai timur dan pegunungan Absarooka (Abshaaruka) di pantai barat. Kota besar di negara bagian Ohio yang terletak di muara sungai Wabash yang panjang dan meliuk-liuk bernama Toledo, nama Universitas Islam ternama pada masa kejayaan Islam di Andalusia.

Menurut Dr. Youssef Mroueh, hari ini di Amerika Utara terdapat 565 nama tempat, baik nergara bagian, kota, sungai, gunung, danau dan desa yang diambil dari nama Islamatau nama dengan akar kata dari bahasa Arab. Selebihnya, sebanyak 484 nama terdapat di Amerika Serikat dan 81 di Kanada. Nama-nama ini diberikan oleh penduduk asli yang telah ada sebelum Colombus menginjakkan kaninya di Amerika.

Dr. A. Zahoor juga menulis bahwa nama negara bagaian seperti Alabama berasal dari kata Allah Bamya. Nama negara bagian Arkansas berasal dari kata Arkan-Sah dan Tenesse dari Tanasuh. Demikian njuga nama kota besar seperti Tallahassee di Florida, berasal dari bahasa Arab yang artinya ”Allah akan menganugerahkan sesuatu dikemudian hari”.


Dr. Mroueh juga menulis, beberapa nama yang dicatatnya merupakan nama kota suci seperti Mecca di Indiana. Medina merupakan nama paling populer di Amerika. Medina terdapat di Idaho, Medina di New York, Medina dan Hazen di North Dakota. Medina di Ohio, Medina di Tenesse. Medina di Texas dengan penduduk 26 ribu jiwa. Medina di Ontario Canada, kota Mahomet di Illionis, Moda di Utah dan Arva di Ontario Canada.

Ketika Colombus mendarat di kepulauan Bahama, 12 Oktober 1492, pulau itu sudah diberi nama Guanahani oleh penduduknya. Guanahani berasal dari kata Arab ikhwana (saudara), kemudian dibawa ke bahasa Mandika (kerajaan Islam di barat Afrika) yang berarti ”tempat keluarga Hani bersaudara”. Tapi kemudian Colombus secara ”seenaknya” memberinya nama San Salvador, dan merampas pulau ini dari pemilik awalnya.

Hari ini, seandainya kita mengunjungi Washington, dan sempat mengunjungi Perpustakaan Kongres (Library of Congress), dan meminta arsip perjanjian pemerintah Amerika Serikat dengan Suku Indian Cherokee, salah satu suku terkemuka Indian, tahun 1787. Di arsip tersebut secara fakta akan ditemukan tandatangan Kepala Suku Cherokee saat itu, bernama Abdel Khak and Muhammad Ibn Abdullah. Nama suku Cherokee sendiri diperkirakan berasal dari bahasa Arab Sharkee

Isi perjanjian itu antara lain adalah hak suku Cherokee untuk melangsungkan keberadaannya dalam bidang perdagangan dan pemerintahan suku yang ternyata didasarkan pada hukum Islam. Lebih lanjut, akan ditemukan kebiasaan berpakaian wanita suku Cherokee yang menutrup aurat, sedangkan kaum lelakinya memakai turban (sorban) dan gamis hingga sebatas lutut.

Cara berpakaian ini dapat ditemukan dalam foto atau lukisan suku Cherokee yang diambil gambarnya sebelum tahun 1832. Kepala suku terakhir Cherokee sebelum akhirnya secara perlahan punah atau dipunahkan dari daratan Amerika adalah seorang Muslim bernama Ramadhan Ibn Wati.

Mengenai aksara Cherokee yang kemudian diteliti, digali dan dihidupkan kembali oleh seorang tokoh Cherokee modern bernama Sequoyah, adalah terdapatnya kemiripan antara aksara Cherokee yang disebut Syllabari dengan aksara Arab . Bahkan beberapa pahatan peninggalan lama Cherokee di Nevada, ternyata mempunyai kemiripan dengan aksara Arab.

Yang lebih mengherankan adalah, ternyata keterkaitan Islam/Arab tidak hanya dengan Suku Cherokke, tapi juga dengan suku-suku Indian lainnya, seperti Anasazi, Apache, Arawak, Arikana, Chavin Cree, Makkah, Hohokam, Hupa, Hopi, Mahigan, Mohawk, Nazca, Zulu dan Zuni. Beberapa kepala suku Indian juga mengenakkan tutup kepala khas corang Islam. Misalnya kepala suku Chippewa, Creek, Iowa, Kansas, Miami, Potawatomi, Sauk, Fox, Seminole, Shawnee, Sioux, Winnebago dan Yuchi. Hal ini dibuktikan pada foto-foto antara tahun 1835 hingga 1870.

Kamis, 01 Maret 2012

Deinosuchus – Dinosaurus Terbesar Yang Hidup Di Rawa


DeinosuchusDeinosuchus adalah buaya dengan rahang besar serta menjadi makhluk terbesar yang menjelajahi daratan berair yang pernah ada di dunia. Mesin pembunuh raksasa purba ini bersembunyi di rawa yang lebat di Amerika Utara lebih dari 65 juta tahun yang lalu. Dengan rahang sepanjang tinggi badan manusia, ia  dapat dengan mudah membunuh dinosaurus dengan bobot beberapa ton. Dengan mudah kita dapat membayangkan bagaimana makhluk buas ini menarik dinosaurus besar ke air untuk menenggelamkannya, lalu membunuhnya dengan gigitan yang mematikan.
Sejauh ini bagian dari makhluk ini telah ditemukan. Para ilmuwan memperkirakan ukuran dari makhluk ini berdasarkan tengkorak yang telah ditemukan di Texas.
Info Dino
Panjang : 12 – 15 meter, termasuk 1.8 meter rahang
Bobot : 5 ton
Makanan : Hewan besar, termasuk dinosaurus
deinosuchus
Deinosuchus hidup di akhir zaman Cretaceous, di rawa-rawa di sebagian besar tempat yang sekarang adalah Amerika Utara. Pemburu fosil telah menemukan sebagian kerangka dari buaya purba yang luar biasa ini di Montana dan Texas.
Fakta Lain
  • Deinosuchus adalah salah satu dari keturunan reptil buaya purba yang memiliki struktur tubuh yang sama dari sejak zaman Jurassic (sekitar 150 juta tahun yang lalu) hingga kini.
  • Seperti halnya dengan buaya moderen, Deinosuchus mungkin menelan bebatuan sebagai pemberat untuk menyeimbangkan daya apung tubuhnya dan membantunya untuk tetap didalam air saat mengincar mangsanya.
  • Deinosuchus juga dikenal sebagai nama samaran dari Probosuchus, atau ‘buaya menyeramkan’.
  • Berdasarkan pengkajian yang mendalam atas kerangkanya – dengan menghitung cincin pertumbuhan seperti cincin pada sebuah pohon – para ahli memperkirakan bahwa Deinosuchus membutuhkan waktu 35 tahun untuk tumbuh mencapai ukuran dewasanya.

Rabu, 29 Februari 2012

NASA: Asteroid Ancam Tabrak Bumi pada 2040



Jika itu terjadi, memang tak sampai kiamat, tapi jutaan orang dikhawatirkan tewas.


Ilustrasi asteroid berukuran raksasa menghantam permukaan Bumi. (starryskies.com)


Belum lagi pasti, apakah Bumi akan selamat dari asteroid Apophis, yang menurut para ilmuwan Rusia bakal menabrak Bumi pada 13 April 2036, ancaman baru muncul.

Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) mengidentifikasi sebuah batu angkasa yang memiliki peluang untuk menyenggol Bumi. Besarnya 460 kaki atau 140 meter. Identifikasi NASA menyebut, asteroid yang dinamai 2011 AG5 berpeluang menabrak Bumi pada 5 Februari 2040.

Seperti dimuat Daily Mail, 28 Februari 2012, keberadaan asteroid ini bahkan menjadi perhatian tim aksi objek dekat Bumi bentukan Persatuan Bangsa Bangsa (PBB), yang mulai membahas bagaimana cara untuk mengalihkan orbit batu raksasa ini agar tak menyenggol Bumi. Agar tak membahayakan umat manusia.

Berdasarkan perhitungan NASA yang disampaikan Donald Yeomans, Kepala Program Observasi Obyek Dekat Bumi di Laboratorium Jet Propulsion, peluang asteroid itu bersenggolan dengan Bumi adalah 1:625, prediksi yang bisa terus berubah, seiring pergerakannya yang terus berubah. "Untungnya, obyek ini akan bisa diamati dari tanah dalam interval 2013-2016," kata dia.

Meski tak akan menyebabkan kiamat dan memusnahkan umat manusia, skrenario terburuknya, jika benda langit itu menabrak sebuah kota, niscaya jutaan nyawa akan melayang.

Sebagai perbandingan, asteroid yang menjadi pemicu musnahnya spesies Dinosaurus 65 juta tahun lalu, sembilan mil lebih lebar dari ukuran 2011 AG5.

Sejauh ini, para ilmuwan masih meraba-raba, mencari tahu sifat pergerakan asteroid itu. Para ahli baru bisa memperkirakan ukurannya, mereka baru bisa mengamati setengah orbitnya.

Baru antara tahun 2013 dan 2016, para astronom akan bisa memonitor 2011 AG5 dari tanah, yang jadi modal untuk membuat penilaian yang lebih rinci.

Pada 2023, asteroid ini akan "lolos dari lubang kunci" ke Bumi -- di area yang melewati orbit, sebelum ia akhirnya menabrak Bumi.

Menurut Laboratorium Jet Propulsion NASA, momentum akan berada dalam 0.02 unit astronomi dari planet kita, atau sekitar 1,86 juta mil.

Apa yang bisa dilakukan untuk menghindari petaka?

NASA mengatakan, di antara opsi penyelamatan Bumi adalah dengan mengirimkan pesawat ke asteroid tersebut yang bisa memberi efek grafitasi, untuk mengarahkan 2011 AG5 menjauh dari bumi, selama jutaan tahun cahaya.

Opsi lain, adalah dengan mengirim satelit dan menabrakkannya ke asteroid tersebut.

Penggunaan senjata nuklir juga didiskusikan. Namun, dikhawatirkan, alih-alih menyelesaikan masalah, nuklir justru menciptakan hujan batu yang mengarah ke Bumi.

Sementara, seperti dimuat SPACE.com, asteroid ini ditemukan pada Januari 2011 oleh observatorium Mount Lemmon Survey di Tucson, Arizona.

"2011 AG5 adalah obyek yang saat ini memiliki kesempatan tertinggi menabrak Bumi, di 2040. Namun, kita hanya mengamatinya selama sekitar setengah orbit, sehingga presisi perhitungan ini masih tidak terlalu tinggi," kata Detlef Koschny dari Divisi Tata Surya Badan Angkasa Eropa (European Space Agency), Belanda.

Perang Salib 5


Ilustrasi penyerangan Damietta di perang salib V
Perang salib V (1217-1221)
Ini adalah Perang Salib terakhir dimana Gereja memegang peranan. Perang salib ini diserukan oleh Paus yang menyerukan Perang Salib sebelumnya, Innocent III, dan juga oleh Konsili Ekumenis ke 12, Lateran IV. Dan seperti upaya sebelumnya, target dari perang Salib ini bukanlah Palestina tapi Mesir, basis dari kekuatan Muslim, yang diharapkan oleh para Prajurit Salib untuk dijadikan bahan tawaran untuk pembebasan Yerusalem.

Tidak seperti Perang Salib sebelumnya (Keempat) yang menjadi tidak terkendali ditangan awam, upaya kali ini diletakkan dalam otoritas wakil kepausan, Cardinal Pelagius. Dia mempunyai pengetahuan militer dan secara rutin berperan dalam keputusan militer.

Usaha kali ini mengalami kesuksesan awal, dan Pasukan Muslim yang terkejut menawarkan syarat damai yang sangat menguntungkan, termasuk pengembalian Yerusalem. Tapi, Prajurit Salib, dianjurkan oleh Kardinal Pelagius, menolak ini. Sebuah blunder militer mengakibatkan Prajurit Salib kehilangan Damietta yang mereka dapat di awal kampanye ini.

Pada 1221, Pasukan Kristen menerima perjanjian gencatan senjata dengan syarat yang jauh kurang menguntungkan dari yang pertama. Banyak yang menyalahkan Pelagius, beberapa menyalahkan Paus. Banyak juga yang menyalalahkan Kaisar German Frederick II yang tidak tampil di Perang Salib kali ini tapi yang akan tampil sebagai pemeran utama di Perang Salib berikutnya.

Perang SalibIV


Perang Salib keempat berlangsung tahun 1204 bukan antara Islam melawan Kristian melainkan antara Takhta Suci Katolik Roma yang merebut Takhta Kristian Ortodoks Romawi Timur di Konstantinopel (sekarang kota ini bernama Istanbul di Turki).

Melihat apa yang terjadi terhadap Byzantium, Di lain pihak, Perang Salib Keempat dapat disebut sebuah anomali. Kita juga dapat mengambil suatu kompromi atas kedua pendapat diatas, khususnya bahwa Perang Salib adalah cara Katolik Roma utama dalam menyelamatkan Katolikisme, yaitu tujuan yang utama adalah memerangi Islam dan tujuan yang kedua adalah mencoba menyelamatkan ke-Kristen-an, dalam konteks inilah, Perang Salib

Perang salib IV dapat dikatakan mengabaikan tujuan yang kedua untuk memperoleh bantuan logistik bagi Dandolo untuk mencapai tujuan yang utama. Meski begitu, Perang Salib Keempat ditentang oleh Paus pada saat itu dan secara umum dikenang sebagai suatu kesalahan besar.

Perang Salib keempat adalah bencana yang tidak terhindarkan. Perang Salib keempat adalah episode yang hanya menyebabkan kerusakan internal dalam Kekristenan. Pada 1198 Paus Innocent III mengajukan Perang Salib keempat. Seperti biasa, Prancis menjawab seruan tersebut. Target baru saat itu adalah Mesir, wilayah yang dulunya Kristen namun sekarang menjadi kekuatan Muslim.

Prajurit Salib berpaling ke bangsa Venesia untuk transportasi, tapi ketika dana yang dikumpulkan tidak cukup, warga Venesia menyarankan agar mereka menyerang dan menangkap Zara, kota Hungaria yang Kristen. Banyak yang menolak dengan keras, termasuk Paus. Tapi perintah Paus diabaikan dan Prajurit Salib mengambil alih Zara atas permintaan warga Venesia.

Masalah berubah dari buruk menjadi lebih buruk ketika Alexius, anak dari bekas Kaisar Byzantin Isaac Angelus, meminta bantuan Prajurit Salib untuk mengembalikan tahta ayahnya. Dengan menjanjikan hadiah, Alexius meyakinkan para Prajurit Salib untuk mencoba melakukannya. Surat Paus yang melarang ekspedisi tersebut datang lambat dan Prajurit Salib telah mengambil Konstantinopel, mengembalikan tahta Isaac sebagai Kaisar dan menyatakan anaknya sebagai Kaisar-bersama (Co-emperor).

Paus Innocent III memperingatkan dengan keras para pemimpin dan memerintahkan mereka untuk terus menuju Tanah Kudus, tapi hanya beberapa yang melakukannya. Kebanyakan menunggu hadiah yang dijanjikan Alexius.

Pihak Bizantium yang kurang suka terhadap janji Alexius terhadap Prajurit Salib kemudian membunuh Alexius yang kemudian mengakibatkan tentara salib memperoleh alasan untuk pengambil alihan Bizantium dan kekaisarannya. Konstantinopel kemudian jatuh ke tangan mereka pada 13 April 1204 yang membuat dimulainya penjarahan dan pembunuhan. Kemudian Kaisar Latin untuk Konstantinopel diangkat oleh sebuah konsili yang terdiri dari Prajurit Salib dan warga Venesia. Pemerintahan Byzantin kemudian di re-lokasikan ke Nicaea dan memerintah hanya sebagian dari daerah sebelumnya sampai 1261 saat Konstantinopel di taklukkan oleh Michael VIII Paleologous.

Perang Salib ini adalah perjalanan sia-sia. Tidak hanya tidak sempat untuk berhadapan dengan pasukan Muslim yang menguasai Tanah Kudus, peristiwa ini lebih memisahkan Kekristenan Barat dan Timur disamping merusak secara permanen Kekaisaran Bizantium yang berfungsi sebagai pembatas antara agresi Muslim dengan jantung daerah Kristen.

Di tahun-tahun setelah Perang Salib Keempat, ada beberapa Perang Salib kecil (perang dimana pesertanya bersumpah) untuk memberantas penganut bidah (ajaran sesat) dan anti kristus. Salah satu yang menjadi fokus adalah "Prajurit Salib anak-anak" (1212) dimana ribuan anak diberangkatkan untuk menaklukkan Muslim dengan cinta dan bukan dengan senjata. Seorang anak dari Prancis yang punya visi ini memimpin satu bagian gerakan, sementara satu anak dari Jerman memimpin yang lain. Kebanyakan anak sampai ke Italy. Namun gerakan ini tidak pernah sampai ke Tanah Kudus dan kebanyakan anak mati lapar atau atau mati lelah atau dijual orang jahat dari Italia sebagai budak Muslim. Meskipun begitu gerakan ini menimbulkan simpati yang mengarah ke Perang Salib Kelima.

Perang Salib 3


Ilustrasi pertempuran antara Salahuddin versus Richard
Perang salib III (1188-92)
Episode perang salib III inilah yang paling legendaris. Karena adanya pertarungan sengit antara Raja Richard versus Sultan Saladin.

Pada tahun 1157, Nuruddin jatuh sakit yang cukup berat dan tak kunjung sembuh hingga dua tahun kemudian. Para amirnya telah diberitahukan dan mengusulkan untuk merebut Antiokhia, tapi Nuruddin menolaknya. Nuruddin tahu, ini belum saatnya untuk menyerang Yerusalem dan kota-kota sekitarnya. Kaisar Manuel dari Byzantium baru saja menaklukan Anatolia dengan kekuatan militernya. Kemenangan Byzantium di utara ini memaksa Nuruddin untuk mencari front pertempuran yang lain, karena adalah tindakan yang konyol melawan Byzantium yang tengah kuat secara moral setelah penaklukan Anatolia. Jika pun menang, itu pasti diraih dengan sangat tidak mudah dengan risiko banyak kehilangan nyawa prajurit. Pada tanggal 15 Mei 1174, Nuruddin wafat karena serangan jantung di usianya yang ke 60., tetapi kaum muslimin mendapatkan pengganti yang sepadan. Sultan Salahuddin/Saladin!

Sepeninggal Nuruddin pada tahun 1183, Saladin yang telah berhasil mengambil alih kekuasaan khalifah dari bani Fathimiyah yang syiah, memulai gerakannya untuk membebaskan Palestina dari tentara Salib. Pasukan Saladin menyeberangi Yordania dan menyerbu Galilea. Guy dari Lusignan, yang kini menjadi wali Kerajaan Yerusalem, segera saja memobilisasi tentaranya. Kedua pasukan kemudian berkemah berhadap-hadapan di kolam Goliath.

Disinilah terjadi perang Hittin yang berakhir dengan kemenangan gilang gemilang Sultan Saladin. Dimana kemenangan di perang Hittin berujung pada terbebasnya Yerusalem yang akan bertahan selama lebih dari 800 tahun, sampai tahun 1967 ketika Israel berhasil menginjak-nginjak kedaulatan bangsa Palestina. Dimana secara rinci kisah tentang perang Hittin akan saya posting tersendiri.

Setelah penaklukan Yerusalem, Bahauddin, sang penulis biografi Saladin, menceritakan pada kita sebuah kisah yang menunjukkan pandangan baru akan orang-orang Kristen. Waktu itu Bahauddin dan Saladin sedang berkuda di sepanjang pantai Palestina, memandang gelombang laut yang liar di musim dingin. Saladin berkata, “Aku pikir ketika Allah memberiku kemenangan atas seluruh tanah Palestina, maka aku akan membagi wilayahku, membuat wasiat untuk menyatakan harapan-harapanku, dan kemudian berlayar ke negeri-negeri mereka yang jauh dan memburu kaum Frank di sana, agar dunia terbebas dari orang-orang yang tak beriman pada Allah.”

Saladin sebenarnya sudah berniat untuk menyeberang ke Eropa dan menegakkan kalimat Allah di sana. Tapi untuk berjihad, Saladin tak perlu pergi ke Eropa karena tak lama setelah kemenangannya di Hittin, Raja William dari Sisilia segera berlayar ke Tirus dengan tujuan segera mengkonsolidasi kekuatan Kristen. Raja Guy dari Lusignan yang dibebaskan oleh Saladin, bukannya berterimakasih, tapi malah ikut bergabung dengan sisa kekuatan Kristen di Tirus dan kemudian berlayar ke Acre untuk mengepung sebuah benteng muslim di kota itu. Tentara Salib dalam jumah besar sedang berlayar dari Denmark dan Frisia untuk membantu Guy mengepung Acre.

Seiring dengan jatuhnya Yerusalem, Paus Gregory VIII menyerukan Perang Salib ketiga. Sayang waktunya bersamaan dengan matinya raja-raja yang pertama kali menjawab panggilan.

Namun tentara salib yang menanggapi seruan perang salib jilid tiga yang dilontarkan oleh Paus Gregory III, tidak terlalu semangat dalam menanggapinya. Baru pada 1191, hampir 4 tahun setelah perang Hittin, tentara salib yang utama sampai di Acre. Keterlambatan ini sebenarnya dikarenakan mereka sedang sibuk dengan masing-masing pertempurannya. Raja Philip Agustus dari Perancis dan Raja Henry II dari Inggris saling menyerbu tiada henti. Pada 6 Jui 1189 Henry II wafat dan Richard The Lion Heart mewarisi kerajaan Inggris.

Raja pertama yang menjawab seruan tersebut adalah William II dari Sisilia. Dia mengirimkan armada ke Timur tapi kemudian mati pada 1189. Henry II dari Inggris setuju untuk berpartisipasi, tapi juga mati di tahun yang sama. Kaisar Jerman, Frederick Barbarossa, yang telah ber-rekonsiliasi dengan Gereja (setelah sebelumnya sempat di ekskomunikasi), berpartisipasi dengan memimpin tentara yang besar yang mengalahkan Pasukan Seljuk pada 1190. Tapi bulan berikutnya, Kaisar yang sudah lanjut ini mati tenggelam saat dia iseng berenang di sungai Calycadnus yang terletak di dataran Seleucia dalam perjalanan ke Yerusalem.

Dua raja yang akhirnya memimpin Perang Salib ini adalah Richard I ("Si Hati Singa, Lion-Hearted), kakak Henry II dan penerusnya. Dan Raja Philip II Agustus dari Prancis.

Setelah wafatnya Henry II, perang pun berhenti dan Richard berkeinginan untuk berangkat ke timur sebagai tentara salib. Sebenarnya keinginan Richard bukan berdasarkan motivasi religius. Karena Richard adalah seorang prajurit, perang salib memberikan tantangan yang menggairahkan sebagai prajurit. Sedangkan Philip Agustus jauh lebih tidak bersemangat menanggapi perang salib, tapi ia sadar bahwa jika ia tidak mengikuti opini pubik dengan menunda keberangkatannya lebih lama, maka itu akan menjadi sebuah kesalahan politik yang cukup fatal. Philip Agustus dan Richard The Lion Heart sepakat untuk berdamai secara resmi dan berangkat bersama meninggalkan Eropa menuju Acre pada tahun itu.

Gerak maju kedua raja, Richard dan Philip, sangatlah lambat. Berangkat dari masing-masing negerinya, kedua raja ini sepakat untuk ketemu di Sisilia. Rencana mereka akan berlayar menuju Acre dan tidak menempuh jalur darat yang berbahaya.Philip sampai lebih dulu dan langsung mengatur pasukannya untuk mengepung Acre. Sedangkan Richard tertunda kedatangannya karena asih harus merebut Siprus dan menyerang sebuah kapal logistik kaum Muslim. Baru pada 6 Juni Richard sampai di Acre dan langsung ikut membantu pengepungan Acre.

Pengepungan Acre adalah sebuah pengepungan yang berkepanjangan dan membuat semua orang putus asa. Di dalam kota, pasukan Muslim berjaga-jaga dan kaum sipil menderita akibat pengepungan yang telah berlangsung 2 tahun. Di sekeliling benteng kota tentara salib berkemah mengepung. Sementara itu, di sekeliling kemah tentara salib, berkemahlah ribuan prajurit Muslim Saladin. Di dalam perkemahan tentara salib merebak wabah penyakit dan perseteruan politik antara Richard melawan Philip. Kondisi ini yang membuat mereka tak mampu menaklukkan Acre dengan cepat.

Tentara salib kali ini sangatlah berbeda dengan tentara salib sebelumnya yang sangat termotivasi dengan semangat kristus. Tentara salib pimpinan Richard dan Philip ini sangat sekuler dan terlihat sangat duniawi. Mereka sangat bersemangat ketika Richard menawarkan kepingan emas untuk setiap orang dalam pasukan yang dapat mengambil bongkahan batu dari benteng kaum Muslim. Ini berkebalikan dengan yang terjadi dalam pasukan Muslim, di mana setiap orang bertempur berlandaskan jihad membela agama. Saladin tetap mempertahankan kebiasaannya untuk membacakan hadist-hadist Rasulullah SAW di depan pasukannya sehingga motivasi jihad pasukannya tetap terjaga

Setelah pengepungan panjangnya, akhirnya kota Acre jatuh ke tangan tentara salib. Ketika melihat bendera Kristen dikibarkan dari benteng kota Acre pada tanggal 12 Juli, Saladin menangis bagaikan seorang anak-anak. Acre kemudian dikepung rapat oleh Saladin dari segala penjuru. Dan tentara salib ingin berunding dengan Saladin.

Dalam perundingan itu disepakati bahwa Acre akan diserahkan terhadap kaum Kristen bersama 15.000 orang Kristen yang menjadi tahanan Saladin. Begitu kesepakatan terjadi, Philip merasa telah selesai tugasnya dan kembali ke Perancis. Sedangkan Richard, yang kini menjadi pimpinan tentara salib satu-satunya, tetap tinggal di Acre dan mulai merencanakan operasi-operasi militer baru untuk melawan kaum Muslim. Karena merasa terbebani dengan besarnya jumlah tahanan, Richard menggiring keluar dari benteng 2700 orang Muslim termasuk anak-anak dan perempuan, untuk kemudian dibantai dengan darah dingin.

Di penghujung tahun perundingan menemui jalan buntu lagi, sedangkan pertempuran terus berlanjut. Richard berencana untuk merebut beberapa kota lagi di pantai sepanjang Askelon tapi Saladin selalu mampu merebut lagi satu kota ketika Richard baru saja berhasil menaklukkan kota lain. Ini adalah jalan buntu militer.

Sedangkan di pihak kaum Muslim, ada kepanikan yang melanda para amir. Banyak di antara mereka melarikan diri karena ketakutan ketika tentara salib maju hingga Beit Nuba. Seperti Saladin, Richard juga dalam kondisi putus asa. Setelah dua kali pasukannya dipukul mundur menjauh dari Yerusalem, para tentara salib ini marah dan nyaris timbul pemberontakan. Richard juga mendapatkan kabar buruk; Philip –temannya yang juga memimpin tentara salib bersamanya- kini tengah menyerbu tanah kekuasaannya di Perancis. Akhirnya Richard jatuh sakit. Saladin dengan ramah mengirim dokter pribadinya dan memberi hadiah buah-buahan dan es untuk dibuat minuman dingin.

Akhirnya pada 2 September Richard menyerah dan sebuah kesepakatan ditandangani yang mengatakan bahwa kedua belah pihak harus berkompromi dalam waktu 5 tahun ke depan. Saladin berjanji tidak akan mengusir semua orang Kristen dan memburunya ke Eropa. Sebagai gantinya akan ada suatu wilayah kecil sepanjang pantai, dari Jaffa hingga Beirut, yang dikuasai sebuah kerajaan Kristen dengan ibukota Acre. Raja kerajaan itu menyebut dirinya sebagai Raja Yerusalem. Sedangkan Ricahrd berjanji untuk tidak menyerang Yerusalem lagi tapi para peziarah Kristen masih diperbolehkan datang ke Yerusalem. Tentara salib pun akhirnya pulang kembali ke Eropa tanpa menaklukkan Yerusalem.

Setelah Richard The Lion Heart, Raja Inggris, beserta tentara salib yang dipimpinnya mampu diusir oleh Saladin dari Palestina, masih ada saja raja-raja, baron-baron Kristen Eropa yang mengadakan serbuan ke Palestina dan bermimpi untuk bisa menguasai Yerusalem sebagai ekspresi religius mereka. Tapi, sejarah mencatat tak satu pun dari mereka yang mampu menaklukkan Yerusalem hingga pada 1967 Palestina jatuh ke tangan orang-orang Yahudi dengan dukungan kuat negara-negara Kristen. Bahkan salah satu jenderal negara-negara Kristen ini menendang makam Shalahuddin Al-Ayubbi atau Saladin, seakan-akan cita-cita perang salib telah tercapai.

Perang salib 2

Perang Salib II juga terjadi sebab bangkitnya Bani Seljuk dan jatuhnya Halab (Aleppo), Edessa, dan sebagian negeri Syam ke tangan Imaddudin Zanky (1144 M). Setelah Imaduddin meninggal, ia digantikan oleh puteranya yang bernama Nuruddin dan dibantu oleh Shalahuddin hingga tahun 1147 M. Perang Salib II ini dipimpin oleh Lode wiyk VII atau Louis VII (Raja Perancis), Bernard de Clairvaux dan Concrad III dari Jerman. Laskar Islam yang terdiri dari bangsa Turki, Kurdi dan Arab dipimpin oleh Nuruddin Sidi,Saefuddin Gazi dan Mousul dan dipanglimai oleh Shalahuddin Yusuf ibn Ayyub.
saladin
Saladin
Pada tanggal 4 Juli 1187 terjadi pertempuran antara pasukan Shalahuddin dengan tentara Salib di Hittin dekat Baitul Maqdis. Dalam pertempuran ini kaum muslimin dapat menghancurkan pasukan Salib, sehingga raja Baitul Maqdis dan Ray Mond tertawan dan dijatuhi hukuman mati. Kemenangan Shalahuddin dalam peperangan ini memberikan peluang yang besar untuk merebut kota-kota lainnya.Termasuk Baitul Maqdis, Yerussalem, Al Qudus. Pada saat kota Yerussalem direbut tentara Salib, mereka melakukan pembunuhan besar-besaran terhadap orang Islam, tetapi ketika kota itu direbut kembali oleh Shalahuddin, kaum muslimin tidak melakukan pembalasan terhadap mereka, bahkan memperlakukan mereka dengan baik dan lemah lembut.
Pada saat Baitul Maqdis kembali ke tangan Umat Islam kembalilah suara adzan berkumandang dan lonceng gereja berhenti berbunyi serta Salib emas diturunkan dari kubah sakrah(Abyan dan Nurhuzaina, 1987:152). Dalam periode ini disebut sebagai periode reaksi umat Islam atas jatuhnya beberapa wilayah kekuasaan Islam ke tangan kaum Salib telah membangkitkan kesadaran kaum muslimin untuk menghimpun kekuatan guna menghadapi kaum Salibin. Di bawah komando Imaduddin Zangi, Gubernur Mousul, kaum muslimin bergerak maju membendung serangan pasukan Salib bahkan mereka berhasil merebut kembali Aleppo, Adessa (Ar-Ruha’) pada tahun 1144 M. Setelah Imaduddin Zangi wafat, posisinya digantikan putranya Nuruddin Zangi, dia meneruskan perjuangan ayahnya untuk membebaskan negara-negara Timur dari cengkraman kaum Salib. Kota-kota yang berhasil dibebaskan antara lain Damascus (1147 M), Antiok (1149 M) dan Mesir (1169 M). Keberhasilan kaum muslimin meraih berbagai kemenangan, terutama setelah munculnnya Salahuddin Yusuf Al-Ayyubi (Salahuddin) di Mesir, yang berhasil membebaskan Baitul Maqdis pada tanggal 2 Oktober 1187.
Hal ini membuat kaum Salibin untuk membangkitkan kembali basic kekuatan mereka sehingga mereka menyusun kekuatan dan mengirim ekspedisi militer yang lebih kuat. Dalam ekspedisi ini dikomando oleh raja-raja Eropa yang besar, Frederick I (The Lion Hearted, Raja Inggris) dan Philip II (Augustus, Raja Prancis). Ekpedisi militer Salib kali ini dibagi dalam beberapa devisi, sebagian menempuh jalan darat dan yang lainnya menempuh jalur laut. Frederick yang memimpin devisi darat tewas tenggelam dalam penyebrangannya di sungai Armenia, dekat kota Ar-Ruha’, sebagian tentaranya kembali kecuali beberapa orang yang terus melanjutkan perjalanannya di bawah pimpinan putra Frederick. Adapun devisi yang menempuh jalur laut menuju Sicilia yang dipimpin Richard dan Philip II, disana mereka bertemu dengan pasukan Salahuddin, terjadilah peperangan sengit, karena kekuatan tidak berimbang, maka pasukan Salahuddin mundur, dan Kota Acre ditinggalkan oleh Pasukan Salahuddin dan menuju ke Mesir untuk mempertahankan daerah itu.
Dalam keadaan demikian kedua belah pihak melakukan gencatan senjata dan membuat suatu perjanjian damai, inti perjanjian damai tersebut adalah: “Daerah pedalaman akan menjadi milik kaum muslimin dan umat KRISTEN, yang akan berziarah ke Baitul Maqdis akan terjamin keamanannya.

Selasa, 28 Februari 2012

Perang Salib I

Perang Salib[2][3][4] adalah gerakan umat Kristen di Eropa yang memerangi umat Muslim[5][6] di Palestina secara berulang-ulang mulai abad ke-11 sampai abad ke-13, dengan tujuan untuk merebut Tanah Suci dari kekuasaan kaum Muslim dan mendirikan gereja dan kerajaan Latin di Timur.[7] Dinamakan Perang Salib, karena setiap orang Eropa yang ikut bertempur dalam peperangan memakai tanda salib pada bahu, lencana dan panji-panji mereka.[8]
Istilah ini juga digunakan untuk ekspedisi-ekspedisi kecil yang terjadi selama abad ke-16 di wilayah di luar Benua Eropa, biasanya terhadap kaum pagan dan kaum non-Kristiani untuk alasan campuran; antara agama, ekonomi, dan politik. Skema penomoran tradisional atas Perang Salib memasukkan 9 ekspedisi besar ke Tanah Suci selama Abad ke-11 sampai dengan Abad ke-13. “Perang Salib” lainnya yang tidak bernomor berlanjut hingga Abad ke-16 dan berakhir ketika iklim politik dan agama di Eropa berubah secara signifikan selama masa Renaissance.
Perang Salib pada hakikatnya bukan perang agama, melainkan perang merebut kekuasaan daerah. Hal ini dibuktikan bahwa tentara Salib dan tentara Muslim saling bertukar ilmu pengetahuan.
Perang Salib berpengaruh sangat luas terhadap aspek-aspek politik, ekonomi dan sosial, yang mana beberapa bahkan masih berpengaruh sampai masa kini. Karena konfilk internal antara kerajaan-kerajaan Kristen dan kekuatan-kekuatan politik, beberapa ekspedisi Perang Salib (seperti Perang Salib Keempat) bergeser dari tujuan semulanya dan berakhir dengan dijarahnya kota-kota Kristen, termasuk ibukota Byzantium, Konstantinopel-kota yang paling maju dan kaya di benua Eropa saat itu. Perang Salib Keenam adalah perang salib pertama yang bertolak tanpa restu resmi dari gereja Katolik, dan menjadi contoh preseden yang memperbolehkan penguasa lain untuk secara individu menyerukan perang salib dalam ekspedisi berikutnya ke Tanah Suci. Konflik internal antara kerajaan-kerajaan Muslim dan kekuatan-kekuatan politik pun mengakibatkan persekutuan antara satu faksi melawan faksi lainnya seperti persekutuan antara kekuatan Tentara Salib dengan Kesultanan Rum yang Muslim dalam Perang Salib Kelima.
Periode pertama Perang Salib disebut sebagai periode penaklukan. Jalinan kerja sama antara Kaisar Alexius I dan Paus Urbanus II, berhasil membangkitkan semangat umat Kristen, terutama akibat pidato Paus Urbanus II, pada consili clermont pada tanggal 26 November 1095, yang intinya mewajibkan untuk melakukan Perang Salib bagi umat Kristiani sehingga terbentuk kaum Salibin.


Kaisar Alexius I                                                                                           Paus Urbanus II
Gerakan ini merupakan gerakan spontanitas yang diikuti oleh berbagai kalangan masyarakat Kristiani. Hasan Ibrahim (sejarawan penulis buku Tarikh Al-Islam) menggambarkan gerakan ini sebagai gerombolan rakyat jelata yang tidak mempunyai pengalaman berperang, gerakan ini dipimpin oleh Pierre I’ermite. Di sepanjang jalan menuju Constantinople mereka membuat keonaran bahkan terjadi bentrok dengan penduduk Hongaria dan Byzantium. Dengan adanya fenomena ini Dinasti Saljuk menyatakan perang terhadap gerombolan tersebut, sehingga akhirnya gerakan pasukan Salib dapat mudah dikalahkan. Berawal dari kekalahan pihak kristiani Godfrey of Buillon mengambil alih kepemimpinan pasukan Salibin, sehingga mengubah kaum Salibin menjadi ekpedisi militer yang terorganisasi rapi.

Dalam peperangan menghadapi pasukan Godfrey, pihak Islam mengalami kekalahan, sehingga mereka berhasil menduduki Palestina (Yerussalem) pada tanggal 07 Juni 1099. Pasukan Godfrey ini melakukan pembantaian besar-besaran selama satu minggu terhadap umat Islam disamping itu mereka membumi hanguskan bangunan-bangunan umat Islam, sebelum pasukan ini menduduki Baitul Maqdis, mereka terlebih dahulu menaklukkan Anatolia, Tartur, Aleppo, Tripoli, Syam, dan Acre (Ahmad, 1999:124).
Kemenangan pasukan Salib dalam periode ini telah mengubah peta situasi Dunia Islam kawasan itu. Sebagai akibat dari kemenangan itu, berdirilah beberapa kerajaan Latin-Kristen di Timur, yaitu kerajaan Baitul Maqdis (1099 M) di bawah pemerintahan Raja Godfrey, Edessa (1098 M) diperintah oleh Raja Baldwin, dan Tripoli (1109 M) dibawah kekuasaan Raja Raymond. Perang Salib I ditandai oleh bangkitnya kerajaan Seljuk (Turki) yang memasuki Armenia, Asia kecil dan Syria, kemudian menyapu daerah kawasan Byzantium (Romawi) memporakporandakan angkatan perangnya di pertempuran Mazikert dan sepanjang laut tengah yang pada masa Alip Arselan dan Malik Syah, Yerussalempun dicaplok. Maka dari itu, Konstantinopel dibawah kepala gereja Hildeband yang menaiki tahta sebagai Paus Gregorius VII memohon bantuan dari para raja ksatria dan penduduk umumnya, sebab penakluk-penakluk dari Bani Seljuk itu dianggap berlaku kejam dan menindas orang-orang Kristen yang datang beribadah ke Baitul Maqdis.(Arsyad, 1993:77). Akan tetapi pada tahun 1095 M baru bisa menghimpun kekuatan sebesar 300.000 orang, atas usaha dari penggantinya yaitu Paus Urbanus II yang dibantu oleh guru bahasanya yaitu Peter, Sang Pertapa atau Peter Amiens. Peterlah yang menyerukan kepada seluruh raja dan pembesar raja Eropa-Kristen bersatu untuk memerangi Islam atas nama agamanya yang suci.
Peter terus berkelana sambil terus berkampanye untuk itu. Pada akhir tahun 1096 M dan awal tahun 1097 M, sekitar 150.000 tentara Salib sampai di Konstantinopel dibawah pimpinan Gadefroy, Bohemond dan Raymond. Pada awal tahun 1097 M tentara Salib mulai menyebrangi selat Bosporus lalu mengepung kota Niceae dan setelah dikepung selama sebulan, akhirnya kota jatuh ke tangan mereka pada tanggal 18 Juni 1097 M serta mereka dapat mengalahkan tentara Kalij Arsalan dari Bani Saljuk di Asia kecil. Pada tanggal 15 Juli 1099 tentara Salib mengepung Yerussalem selama tujuh hari dengan menyembelih tak kurang dari 70.000 umat Islam, dan pada saat itu pula Yerusalem dan kota-kota sekitarnya takluk. Kemudian tentara Salib mendirikan empat kerajaan KRISTEN yaitu di tanah suci Baitul Maqdis, Enthiokhie, Raha dan Tripolisyam, sedangkan Nicola dikembalikan pada Kaisar Byzantium.

3000 tahun yang lalu, Nusantara Indonesia adalah sebuah Surga yang Terkenal di Dunia

Dengan adanya peta yang diciptakan oleh Ptolomeus dari Yunani (Ptolemy adalah sebuah marga blasteran Yunani-Mesir pada zaman pasca Alexander) pada tahun 150 Masehi, saya yakin bahwa ada manuskrip-manuskrip selain dari orang India yang menceritakan sebuah kepulauan yang mempunyai banyak sumber daya alamnya. Diantaranya adalah orang-orang tinggal di sekitar laut Mediterrania seperti Mesir/Phoenicia/Yahudi, Persia, dan Yunani.mari kita lihat dari pulau ke pulau yang dikunjungi oleh mereka!

Sumatra, The Mysterious Island Of Gold

Dikenal dengan orang India dengan nama Suwarnadwipa (pulau emas), dan ternyata banyak ilmuwan/pakar revolusioner yang mengatakan sudah diceritakan di kitab-kitab pendeta India Selatan pada tahun SM (bukan Abad ke 2 Masehi), bukan hanya India saja, check this out:



. Kota Barus yang misterius yang terletak di Sumatra Utara (Tapanuli) sudah menjadi kota perdagangan yang terbesar di timur pada masa Dinasti ke-18 Mesir (pada tahun 1.567 SM- 1.339 SM) ,diperkirakan Barus sudah ada sejak 3000 SM. Karena terkenal dengan kapur barusnya, orang Mesir mengambil salah satu jenis kekayaan alam ini untuk dijadikan pengawet mumi pada zaman mesir kuno, dan hanya kapur barus lah pada zaman itu hanya bisa ditemukan di tempat itu.Dinyatakan oleh Herodotus dalam bagian ”Catatan dan Hikayat Raja-Raja Mesir” bahwa orang Mesir pernah mencapai di suatu pulau melalui jalan menuju timur dan dilanjutkan ke tenggara dimana tempatnya terdapat kapur barus dan emas yang melimpah.







. Dipercaya bahwa di dekat pelabuhan Barus terdapat pelabuhan Singkil yang sering dikunjungi oleh orang Phoenicia dan orang-orang Yahudi.




. Sebuah manuskrip yahudi kuno menceritakan bahwa tentara Solomon/Sulaiman menemukan kerajaan purba di kepulauan timur yang bernama Ophir yang diperkirakan terletak di Sumatera Barat, dan diceritakan bahwa di kerajaan ini mempunyai gunung dengan kekayaan alam emas yang melimpah sehingga mereka mengambilnya (jangan kaitkan ini dengan pembuatan Candi Borobudur oleh Nabi Sulaiman, sungguh SARA/menyinggung kaum agama Buddha dan yang ini saya tidak percaya)



. Pedagang dari Dinasti Persia yang bernama Sassanid telah mengunjungi aceh sejak tahun 1 Masehi di Aceh bagian utara, diperkirakan pedagang yang melarikan diri dari tempat mereka yaitu Mesopotamia yang sempat diserang Romawi Timur,akhirnya direbut kembali oleh Persia. Sehingga bahwa orang Persia hanya sementara saja berdagang di Aceh. Dan yang mungkin terjadi orang Persia ke Aceh Utara ada 3 kemungkinan. Diberitahu pedagang India karena sangat erat perdagangan nya atau kebetulan menemukan tempatnya, dan juga mungkin orang Sassanid menemukan dan menerjemahkan manuskrip Yahudi kuno yang menceritakan kepulauan itu.



. Orang Yahudi menyebut taman eden ada di sebelah tenggara Mesopotamia melalui lautan, kalau irak ditenggarakan maka Indonesia pun jawaban nya, dan orang Yahudi taman eden belum pernah ditinggali oleh mereka meski mereka mengunjunginya.




Maluku, The Mysterious Spice Islands



Terkenal dengan sebutan ”Pulau Rempah-Rempah” atau ”3 Emas Dari Timur” f dan juga pulau ini dikatakan menyimpan sebuah sejarah yang dilupakan dan tidak diketahui seperti:



. Kerajaan Mesir pada 4000 tahun yang lalu, dinasti ke 12- Sesoteris III diperkirakan menemukan kepulauan ini dan menamakan nya ”punt”.Meski dukungan arkeologis masih minim, dulu cengkeh tidak ada terdapat di Timur Tengah maupun India, dan hanya ada di kepulauan ini. Mereka menjual cengkeh ini ke negeri mereka dengan harga yang lebih mahal daripada emas karena hanya bisa ditemukan di daerah itu. (masih penasaran kok bisa jauh amat?)




. Kerajaan Romawi Timur pada abad ke 1 telah menjualkan biji pala, dan mereka bilang mereka mendapatkan nya dari sebuah negeri yang sangat jauh di Timur, dan biji pala sangat dominan di kepulauan Banda, Maluku.



Papua, Island of The Heavenly Earth And The Real Eden



Menurut saya inilah salah satu pulau yang harus paling dibanggakan dari Indonesia, karena sumber daya alam terbanyak terdapat di pulau ini, namun pulau ini sudah diakui keberadaanya sebelum berdirinya Sriwijaya,Majapahit,dan Tidore yang pernah berkunjung ke daerah ini:



.Ptolomeus pada tahun 150 pada peta dunia nya menamakan daerah ini bernama Labadios. dan juga ia menyebutkan beberapa bagian dari kepulauan nusantara.



. Seorang musafir yang bernama Ghau Yu menamakan daerah ini Tungki pada tahun 500 Masehi, dan masih belum diketahui ia menemukan pulau itu karena kerajaan Sriwijaya belum muncul.



. Akhirnya pulau yang terpencil ini ditemukan oleh orang Indonesia sendiri dari kerajaan Sriwijaya pada abad ke 11 , sempat juga utusan Sriwijaya menghadiahi pedagang China dengan burung yang ditemukan di daerah ini, yang bernama Cendrawasih. Dan juga Sriwijaya menamakan daerah ini Janggi.

Senin, 27 Februari 2012

Menunggu keseriusan

“Kia, sebenarnya aku sudah capek, kalo kita kayak gini terus, aku pengen kita berhenti ribut, musuhan dan bertengkar, kamu mau kan?”
“Heh, dengar ya Do, aku sebenarnya juga nggak pengen lagi ribut sama kamu, kamu kira aku juga nggak capek apa?”
“Iya ya, Kia, aku juga pengen bilang ke kamu sesuatu yang selama ini aku pendam, aku pengen ngomong serius sama kamu.”
“Ya udah, ngomong aja, apa?!!!”
“Kia sebenarnya, sejak pertama, sejak dulu sekali aku suka sama kamu, aku sayang sama kamu........”

“Haa .....?!!!! He-he ....he-he....”
“Kamu jangan ketawa, aku serius, dari dulu aku pendam perasaanku ini ke kamu, dan sekarang aku udah capek, makanya aku bilang aja ke kamu semuanya, kalo dari pertama kita kenal aku suka dan sayang sama kamu, tapi ..tapi... sebagai teman.
Apa-apaan sih si Dado ini, aku benar-benar benci sama dia. Beberapa detik yang lalu baru aja dia bilang kalo dia suka dan sayang sama aku, tapi kenapa sekarang dipertegasnya dengan kata-kata sebagai teman, aku jadi nggak bisa mengartikan dengan jelas, apa yang ada di ahti dia sebenarnya. Tapi mata Dado merah, dia seperti mau nangis, aku juga nggak tau harus jawab apa? Sepatah katapun nggak ada keluar dari mulutku.

Akhirnya aku ninggalin dia, dengan perasaan yang binggung dan masih bimbang, rasanya aku ingin mengungkapkan isi hatiku juga, tapi kenapa justru aku cuma bisa diam? Aneh banget? Andai aja Dado tau kalo aku juga punya perasaan yang sama ke dia, tapi kenapa akhirnya dia malah ngomong sebagai teman ya? Apa mungkin karena tadi aku meresponnya dengan ketawa, aduuuuh ....gimana ini? aku salah, andai aja tadi nggak ngetawain dia ......


Hari-hari pun berlalu, aku dan Dado nggak pernah teguran lagi. Selama ini walopun kami sering berantem, tapi satu yang nggak pernah kami lakukan, yaitu saling diam. Nah, sekarang udah hampir 2 minggu kami berdua nggak pernah ngomong lagi. Entah siapa yang mulai duluan. Yang jelas, aku dan Dado sampe sekarang nggak ada yang mengalah.

Siang ini, aku nggak menyangka melihat pemandangan yang membuat jantungku serasa mau copot. Di cafe itu saat jam istirahat aku melihat Dado lagi duduk berhadapan dengan seorang cewek. Dia bukan karyawan di tempat kami kerja. Aku baru pertama kali ini ngelihat dia. Dia cantik, dan kayaknya mereka lagi asik ngobrol sambil ketawa-ketawa. Aku merasa sakit banget, aku cemburu, patah hati, marah dan benci banget sama mereka. apalagi sama Dado, apa maksudnya kayak gini, baru dua minggu yang lalu dia bilang suka dan sayang sama aku, dan cepat banget dia langsung dekatin cewek lain.

Aku terus mencoba menghindari dari Dado, kadang entah Tuhan yang mungkin mengaturnya, aku dan dia selalu aja selisih jalan, sampe-sampe kadang kami malah tabrakan, dan akhirnya dengan spontan kami langsung menghindar. Aku sebenarnya udah capek banget kalo terus kayak gini terus. Entah kapan masalah ini bakal selesai. Sampai akhirnya, aku dengar berita yang membuat aku kaget. Dado sekarang jadian sama cewek yang waktu itu aku pernah aku liat di cafe. Awalnya aku nggak percaya dan mungkin hatiku nggak bisa terima. Cepat banget rasanya Dado membuang jauh perasaannya dulu buat aku. apa mungkin selama ini dia nggak tulus ke aku?

Beberapa bulan berlalu, aku masih merasa menyesal dengan kejadian yang dulu. aku masih sering merasa sakit kalo aku liat Dado dan pacarnya.

Tapi apa boleh buat, semua udah terjadi, penyesalan selalu pasti datangnya belakangan. Sekarang yang membuatku masih tetap mau satu kerja dengan Dado cuma masa depanku, aku harus mikirin masa depanku juga, aku nggak mau gara-gara cowok hidupku hancur. Walopun sebenarnya jauh di hati kecilku, aku emang udah hancur, sakit, perih dan segala macamnya aku rasakan. Tapi untuk menghibur diriku sendiri, aku juga berhasil membenci Dado sepenuh hatiku. Aku bisa menghilangkan penderitaanku dengan cara membencinya. Yang aku rasa semakin hari aku semakin benci Dado.

Suatu hari, waktu bangun pagi aku ngalamin sesuatu yang lain, dalam pikiranku terlintas wajah Dado. Tiba-tiba hatiku jadi lunak, perasaan benci, kesal, sakit, hilang perlahan-lahan. Rasanya pintu maaf buat Dado udah terbuka lebar, tapi aku nggak tau kenapa aku tiba-tiba jadi selembut ini. Aku yang biasanya keras hati dan keras kepala sekarang terasa lemah dan cengeng banget. Nggak kerasa air mataku jatuh begitu aja, aku menangis sejadi-jadinya, perasaan yang campur aduk bermain di hatiku. Aku mulai menerima Dado di hatiku, aku merasa aku harus memaafkan dia, aku harus ikhlaskan dia buat siapapun, karena yang terjadi selama ini sebenarnya aku nggak pernah rela dia bahagia dengan siapapun, makanya timbul rasa benci di hatiku sendiri yang seharusnya nggak boleh aku rasakan. Aku udah jahat dan berdosa. Maafkan aku Tuhan.

Di tempat kerja, entah kenapa Dado kayak mencoba lagi buat deketin aku. Apa dia merasakan hal yang sama denganku? Dia mulai menegurku, dan tentu aja aku nggak nyuekin dia lagi. Di wajah Dado kelihatan ada rasa heran dan kaget, waktu aku merespon dia. Dia mencoba tersenyum, dan aku pun membalas senyumannya dengan tulus. Bahagia banget rasanya bisa membuat orang senang. Dan emang bahagia juga rasanya bila nggak ada rasa benci dalam hati. Sekarang aku udah bisa ikhlas merelakan Dado dengan cewek itu, dia pasti sangat bahagia kan? Di dalam hati aku coba untuk meminta sama Dado, karena terus terang aku belum berani buat langsung ngomong sama dia. Waktu Dado lagi sendirian dan nggak tau lagi mikiran apa, diam-diam aku menatapnya, aku seolah-olah bertelepati dengan dia dan mengirimkan kata maaf ke telinganya. Aku berdoa, ya Tuhan dia dengarin aku.

Malamnya, waktu aku nunggu jemputanku pulang kerja. Rasanya jantungku mau copot waktu Dado datang tiba-tiba menghampiriku. Spontan mengambil dua tanganku.
“Kia, aku mau minta maaf. Kamu mau kan maafkan aku?”
“........ya.”

“Benar Kia? Kamu udah maafin aku? Sekarang berarti kita temanan lagi donk?”
“........ya, aku juga minta maaf Do.”

“Kia, aku senang banget, akhirnya kita bisa temanan lagi, kamu tau nggak? Udah dua bulan kita nggak teguran.Aku nggak percaya selama ini kamu tahan banget kayak gini, kamu benar-benar keras Kia.”

“Yee .... emang kamu apaan donk? Kalo nggak keras juga? Kamu juga tahan kan, kenapa baru sekarang kamu berani tegur aku lagi, coba?”

Akhirnya, beban yang selama ini aku tanggung terlepaskan juga. Emang waktu yang lumayan lama banget untuk punya musuh di dunia ini. Dua bulan, aku nggak pernah teguran sama Dado. Selama itu juga aku jadi cewek jahat, kasar yang sering nyakitin hati Dado. Nggak cuma Dado sih, teman-teman di sekitarku juga kena getahnya lantaran selama ini mereka juga memaksaku buat memaffkan Dado. Tapi toh, dua bulan itu aku keras banget, dan nggak ada yang bisa meruntuhkan aku kecuali perasaanku tadi pagi yang tiba-tiba aja muncul waktu aku bangun pagi. Emang aneh.

Yang masih bikin aku penasaran, gimana ya kabar Dado sama pacarnya? apa mereka masih pacaran, koq anehnya beberapa minggu terakhir ini Dado pun jarang banget jalan sama cewek itu lagi. Apa mereka udah putus? Aku pun nggak pernah dengarin gosip mereka. Dan tiba-tiba aku tertarik banget buat mengetahuinya.

“Cewek kamu mana Do, koq sekarang aku jarang banget liat kalian jalan bareng?”
“Oo.. Dwi? Kita udah putus. Udah sebulan ini nggak ada komunikasi.”

Jadi mana cewek itu Dwi, cewek yang dibilang teman-temanku mirip banget sama Dado. Dan sering banget digosipkan kalo mereka itu bakalan berjodoh karena wajahnya yang mirip. Waktu aku masih benci sama Dado, aku berpendapat, soal jodoh kan di tangan Tuhan, belum tentu mereka jodoh hanya karena wajahnya mirip. Tapi, aku penasaran kenapa sampe putus. Yang aku amati sih, hubungan mereka kayaknya baik-baik aja. Kayak membaca pikiranku, Dado langsung menjawabnya.

“Dwi bukan cewek yang nggak benar, Kia. Ternyata dia suka mainin perasaan cowok, selain itu dia juga matre. Dwi, juga suka bergaul dengan teman-teman cewek yang nggak benar, suka ngerokok, pergi dugem, aahhh .... segala macamlah. Yang jelas, kayaknya aku nggak pernah bisa mencintainya dari dulu sampe sekarang.”
“Maksud kamu?”

“Ya, dari pertama aku kenal Dwi, aku berusaha keras buat cinta sama dia, tapi kayaknya yang selama ini aku rasa nggak pernah tulus. Aku nggak benar-benar mencintai dia.”
“Trus ....?”

“Ya, trus, berarti selama ini aku udah membohongi dia, aku bohong dengan diriku sendiri, dan aku juga udah bohong sama kamu.”
“Maksud kamu? Apa hubungannya dengan aku?”
Dengan pura-pura bego’ aku terus bertanya ke Dado, dan ...
“Kia, aku masih suka dan sayang sama kamu.”
“Ha-ha .....ha-ha apa? Kamu nggak salah, serius ato bercanda?”
Aduuuh ....... kenapa aku tertawa lagi ya, ya Tuhan mudah-mudahan nggak melenceng deh.

“Bercanda ....!!!”
“Oww, bercanda ya Do? Kirain kamu serius tadi, ha-ha ...ha-ha ...ada-ada aja kamu.”
“Ya udah, aku pulang duluan ya, kamu belum dijemput juga?”
“Nggak tau deh, koq belum dateng ya?”

Beberapa saat suasana antara aku dan Dado jadi canggung. Sumpah, aku benar-benar kaget denger Dado bilang bercanda tadi. Aku mengutuk-ngutuk sendiri dalam hati. Jadinya koq malah kayak dulu sih? Gimana ini? Koq aku juga bego ya. Artinya, sebelum Dado pamit dan mencoba menghidupkan mesin motornya, tiba-tiba spontan aku memanggil dia.

“Dado, kamu sebenarnya serius ato bercanda sih? Kamu marah sama aku?”
“Lho, kenapa aku mesti marah sama kamu? Udah, nggak usah dipikirin, aku cuma bercanda koq.......”

Sekali lagi aku tanya sama kamu ya, kamu serius kan Do dengan perasaan kamu?”
“ ...........”

“Do, ayo jawab, aku benci banget dengan Dado yang kayak ini, kenapa sih Do dari dulu sampe sekarang kamu nggak pernah mau ilangin sifat gengsi dan jaim kamu?”
“Iya, Kia .....aku serius masih suka dan sayang sama kamu, dari dulu aku ngak pernah bisa melupakan kamu, walopun aku sudah mencoba membuka hati buat cewek yang lain. Tapi, entah kenapa aku selalu sayang suma sama kamu. Aku pernah berdoa Kia, moga-moga aja Tuhan mempersatukan aku dan kamu.”
“ .......Do, kenapa kamu susah banget buat ngomong kalo kamu itu sayang dan cinta sama aku?”

“Maaaf aku ya, jujur selama ini aku emang selalu mencoba jaim dan gengsi banget sama kamu. Aku malu, lantaran aku masih ragu dengan perasaan kamu sendiri Kia.
“Nggak Do, asal kamu tau, aku udah sayang banget sama kamu sejak pertama kali kamu bilang suka sama aku. Aku sayang sama kamu sampe sekarang Do.”

Akhirnya, semua udah terbongkar dan nggak ada lagi yang tersembunyi. Akupun udah merasa lega dan tenang banget bisa mengungkapkan isi hatiku selama ini. Ternyata perasaan aku dan Dado selama ini sama, cuma kemunafikan yang jadi penghalang kami. Sekarang setelah tau semuanya. aku bisa merasakan kebahagianaan yang dianugerahkan Tuhan buat aku. Terima kasih Tuhan buat semua ini.**

Stonehenge




Stonehenge,Bangunan Megalitihic berusia 5000 tahun

Stonehenge merupakan sebuah monumen batu peninggalan manusia purba pada zaman Megalitikum yang terletak di Salisbury Plain,Propinsi Wilshire,Inggris.Stonehenge sendiri terdiri dari tiga puluh batu tegak (sarsens) dengan ukuran yang sangat besar (masing-masing batu pada mulanya seragam tingginya,yaitu 10 meter dengan masing-masing batu mempunyai berat 26 ton),semua batu tegak tsb disusun dengan bentuk tegak melingkar.
Didalam 30 lingkaran batu besar tadi,juga masih terdapat sekitar 30 batu dengan ukuran yang lebih kecil yang dinamakan Lintels,yang disusun dengan bentuk melingkar juga.Tapi sayang,pada saat ini kebanyakan batu-batu tegak tadi telah terkikis dan jatuh.

Sampai saat ini fungsi dari Stonehenge masih merupakan misteri

Menurut Arkeolog inggris , Richard Jhon Coplan Atkinson (1950) ,Stonehenge kira-kira dibangun sekitar 5000 tahun silam,pembangunannya sendiri dibagi menjadi beberapa fase (I,II,IIIa,IIIb, dan IIIc).Tentunya dengan banyaknya tahapan fase dalam pembangunan Stonehenge, menunjukkan bahwa bangunan tsb memerlukan waktu yang sangat lama dalam pengerjaannya,mulai dari pengangkutan batunya sendiri sampai tahap pengukiran pada setiap batunya.Penemuan diketahui adanya ukiran disetiap batu Stonehenge,hal ini baru diketahui oleh para peneliti baru-baru ini.Menurut Seorang Arkeolog,Tom Goskar,dengan metode scaning laser,ukiran-ukiran pada batu tersebut baru akan terlihat,Jika dengan mata telanjang tidak akan terlihat.tentunya dengan ditemukannya bentuk-bentuk ukiran pada bebatuan,setidaknya bisa memberikan secercah harapan untuk menguak kegunaan Stonehenge pada masa lalu.

Para Arkeolog dan beberapa Insinyur yang turut meneliti, dibuat kagum oleh teknik pembuatan bangunan Stonehenge,mereka tidak bisa membayangkan betapa majunya pemikiran manusia pada masa itu dalam hal arsitektur bangunan.

Stonehenge dilihat dari udara

Sebuah argumen yang mengejutkan tentang sejarah Stonehenge di kemukakan oleh seorang ahli Sejarah dan Topografi Irlandia, Gerald Wales.Dia menyebutkan bahwa Manusia Raksasa telah membawa batu-batu maha besar tersebut dari Afrika ke Inggris.Dari struktur geologi pada batu-batu penyusun Stonehenge sendiri memang menunjukkan bahwa batu-batu maha besar itu bukanlah berasal dari wilayah Eropa,karena strukturnya sangat berbeda,namun mirip dengan batu-batuan dari wilayah Afrika.Tapi benarkah Manusia raksasa itu memang ada,seperti yang kita ketahui,pembangunan The Great Pyramid Giza Mesir,katanya juga ada sangkut pautnya dengan para Manusia Raksasa.Bagaimana cara mereka membawa batu-batu berat tersebut?Mungkin hal ini posible jika Manusia Raksasa dengan tinggi 7-10 meter yang mengangkut sekaligus menyusun bebatuan tsb.(untuk legenda manusia raksasa,tunggu artikelnya ya)

Letak Stonehenge dilihat dari Google Earth

Kini,batu-batu terkenal itu banyak dikunjungi oleh jutaan orang ditiap tahunnya.dan hingga saat ini belum ada kepastian apa sebenarnya kegunaan Stonehenge pada masa lalu?apakah Kuil?Ramalan Cuaca?Pekuburan?atau suatu alat untuk menentukan musim,atau ada sangkut pautnya dengan pengukuran periode gerhana matahari dan bulan?yups,semuanya masih menjadi misteri yang belum terpecahkan hingga saat ini.Tapi,ada setitik keterangan,yakni jika manusia raksasa itu memang benar-benar ada,maka bagi mereka mudah banget untuk mendirikan batu-batu yang besar dan maha berat itu.ya ngga'?

Stonehenge = Eclipse Computer? (Komputer Gerhana)


Station Stone (SS) 91,92,93,94 merupakan titik batu penentu letak cahaya pada Stonehenge (perhitunganya bersumber dari ke-4 titik ini)

Ada sedikit pencerahan datang dari Gerald Hawkins,Seorang Profesor Astronomi.Dia mengeluarkan pernyataan bahwa fungsi sesungguhnya dari Stonehenge dimasa lalu adalah sebagai Observatorium Astronomi yang canggih untuk meramalkan datangnya Gerhana Matahari ataupun Bulan (Stonehenge Decoded).Munurutnya,peletakkan setiap batu pada stonehenge mengandung kekayaan informasi untuk menunjang pernyataan tsb.

Menurutnya,"Jika anda bisa memahami posisi pada setiap susunan batu,maka anda pasti dapat menyimpulakan mengenai kegunaan Stonehenge pada masa lalu".Para Astronom lainnya juga menemukan siklus 56 tahun Gerhana Matahari dan Bulan dengan cara mendecode setiap batu pada Stonehenge.

Pada setiap batu tegak,nantinya akan merefleksikan posisi tertentu dari cahaya matahari,sehingga sangat akurat untuk menunjukkan siklus perhitungan astronomi.Hebat ya orang-orang zaman itu.

Minggu, 26 Februari 2012

Mesir : Asal-usul Kebudayaan Yunani

Selama berabad-abad para akademisi mengenal kebudayaan Yunani sebagai sumber peradaban Barat. Tapi bagaimana jika kebudayaan Yunani sendiri merupakan warisan – koloni – bangsa Mesir kuno?

Buku Critias & Timaeus karya Plato, yang bercerita soal Atlantis yang hilang, berdasarkan berita dari para cendikiawan dan pendeta Mesir Kuno.

Sekolah-sekolah masih mengajarkan bahwa peradaban Barat adalah keturunan Yunani. Sampai beberapa dekade lalu, banyak sekolah tidak menyebutkan pencapaian budaya Mesir atau Sumeria – dan banyak sekolah di Eropa masih belum memperhatikan kebudayaan Inca, Toltecs, dan lain-lain. Tapi ketika tiba pada pembahasan peradaban Yunani dan Mesir, sayangnya, dijelaskan bahwa peradaban Mesir itu “primitif” dibandingkan dengan pencapaian budaya dan, khususnya, filsafat Yunani.




Situasi ini lambat laun kini mulai berubah, meski jurang antara kebudayaan Yunani dan Mesir masih tersisa. Walau secara geografis kedua negara saling berdekatan, dan mengingat banyaknya bangsa Yunani yang kemudian berkunjung ke Mesir, ada asumsi bahwa bangsa Mesir, sebuah peradaban yang dua milenium mendahului peradaban Yunani, pada masa itu tidak pernah berlayar ke arah berlawanan. Meski bangsa Mesir kuno mempunyai perahu laut yang layak – contohnya perahu pemakaman dalam kabin perahu di dataran tinggi Gizeh – status quo-nya adalah bahwa mereka tak pernah melintasi Laut Mediterania menuju Yunani.



Richard Poe dalam “Black Spark, White Fire” menyebutkan bahwa asumsi bahwa bangsa Mesir kuno tidak menyeberangi Laut Mediterania adalah sebuah mitos ilmiah yang dikonstruksi secara teliti. Bukti bahwa bangsa Mesir kuno melakukan hal itu sama banyaknya dengan bukti bahwa bangsa Phoenician dan Minoan mengarungi laut tersebut. Para ilmuwan bersedia mengakui kemampuan kebudayaan-kebudayaan [Phoenician dan Minoan] tersebut dalam mengarungi lautan, tapi anehnya membatasi kemampuan bangsa Mesir untuk melakukan hal yang sama.

Masih ada bukti kuat untuk menunjukkan bahwa bangsa Mesir betul-betul pergi melampaui Nil. Diketahui pula bahwa mereka mempunyai armada besar. Dan Thor Heyerdahl menunjukkan bahwa “perahu primitif” mereka pun mampu menaklukkan arus lautan – dengan demikian sudah sangat cukup untuk menaklukkan perairan Laut Mediterania yang jauh lebih tenang.

Selubung penolakan yang sama dipertahankan ketika beralih pada pembahasan filsafat. Baik Plato maupun Pythagoras, yang dikenal sebagai ikon filsafat Yunani, menyatakan bahwa mereka dan filsuf besar Yunani lainnya mempelajari dan mendengar pengetahuan [filsafat] tersebut di Mesir. Banyak yang telah belajar selama bertahun-tahun di sekolah-sekolah Mesir, lalu pulang ke Yunani sebagai “filsuf pertama”.

Lamblichus menulis bahwa Thales dari Milete harus menjelaskan kepada Pythagoras supaya pergi ke Memphis, Mesir, untuk belajar. Thales menambahkan bahwa para pendeta Mesir-lah sumber pengetahuan dan informasi yang benar. Thales menyatakan ini ketika dirinya menjadi filsuf Yunani paling terkenal dan dihargai, meskipun anak didiknya-lah, Pythagoras, yang sekarang ini paling diingat sebagai “filsuf pertama”.

Thales dari Milete


Setelah kematian Socrates, Plato pergi ke Mesir, di mana dia belajar selama 13 tahun. Mentornya adalah Sechnuphis, seorang pendeta Heliopolis (Kairo modern dan dekat dengan Great Pyramid).

Bertahun-tahun kemudian, Strabo bepergian melewati Mesir. Penunjuk jalan Mesirnya menunjukinya di mana Plato tinggal. Begitulah Plato mengetahui fabel Thoth dan Amun, yang dia tulis di Phaedros. Meski sumber Mesirnya sangat jelas, banyak “akademisi” menafsirkan risalat tersebut sebagai naskah “khas Yunani”. Mereka “menjelaskan” pemikiran ganjil mereka dengan menyatakan bahwa bangsa Yunani “suka membual”. Mereka menyatakan bahwa bangsa Yunani ingin membuat filsafat mereka terlihat jauh lebih tua dari kenyataannya. Meskipun ini mungkin, sudah jelas bukti yang ada (yang tidak bisa kami sajikan di sini satu persen pun) dalam kasus ini tidak membenarkan kesimpulan seperti itu. Jika bangsa Yunani menyatakan bahwa mereka mempelajari filsafat mereka dari bangsa Mesir, mengapa tidak mengakuinya saja?

Jawabannya jelas: sementara bangsa Yunani kuno benar-benar nyaman dengan warisan filsafat Mesir mereka, akademisi modern tidak. Alhasil, akademisi modern harus menjalankan pengujian teliti untuk menjelaskan beberapa tulisan Plato.

Plato

Meski banyak yang mempertimbangkan cerita Atlantis dan sumber Mesirnya, filsafat Plato-lah yang sebenarnya menjadi contoh terbaik untuk anomali ini. Plato menyatakan bahwa banyak jiwa dari makhluk mati bereinkarnasi, baik hewan maupun manusia. Konsep ini tidak dikenal di Yunani; di sana diyakini bahwa kematian mengisyaratkan akhir, hanya “underworld” yang terdapat di belakang kabut kematian. Bangsa Mesir-lah yang meyakini bahwa kematian hanya sebuah perlaluan, dan jiwa/arwah terus eksis setelah peristiwa tersebut.

Mitos-mitos Yunani membawa bukti lebih jauh. Mereka menyatakan dengan jelas bahwa “orang Yunani” pertama adalah bangsa Mesir, yang menjajah pulau-pulau kecil dan daratan Yunani. Diodorus Siculus menulis bahwa Kekrops berasal dari Mesir dan mendirikan Athena sebagai koloni kota Sais Mesir. Dewi Athena sebenarnya adalah Neith Mesir, pelindung kota Sais. Dua keluarga Yunani, Eumolpidae dan Ceryces, konon merupakan keturunan pendeta-pendeta Mesir. Kedua keluarga tersebut ditugasi melaksanakan ritual dewi Athena. Disebutkan: “dan persembahan mereka dan upacara tua mereka dipraktekkan oleh penduduk Athena dengan cara yang sama dengan yang dilakukan oleh bangsa Mesir kuno. [Kedua keluarga ini] adalah satu-satunya orang Yunani yang bersumpah atas Isis dan wajah serta sikap mereka menyerupai bangsa Mesir.”

Martin Bernal menambahkan bahwa Neith tertulis sebagai “Ht” dalam bahasa Mesir. Ini dilafalkan “Ath” atau “At”. Artinya di Sais pun dewi kuno Neith disapa sebagai “Athanait”, di mana kemudian orang Yunani memilih memanggil akhiran “nait” untuk Neith daripada “Athan” untuk Athena. Dengan senam verbal rendah, diketahui bahwa penulis Yunani, Charax dari Pergamon, pada sekitar tahun 200 M, menulis bahwa penghuni Sais menyebut kota mereka sebagai “Athenai”.

Athena


Neith

Di samping Athena, Dodona merupakan gagasan Mesir lainnya. Herodotus menulis bahwa orang Yunani mengetahui dan menyatakan bahwa Mysteries of Dodona berawal di Mesir. Dalam perjalanan Herodotus di Mesir, para pendeta memberitahunya bahwa dua pendeta wanita diculik oleh bangsa Phoenician. Salah satu korban konon ditemukan di tempat ibadah (sanctuary) Dodona. Karena itu Herodotus menyatakan bahwa baik di Yunani maupun di Mesir dirinya berulangkali mendengar betapa peradaban Yunani merupakan keturunan Nil. Bagaimana para akademisi menghadapi teka-teki ini? Herodotus, sebagaimana biasa, diberi reputasi sebagai “pendusta” – lebih buruk dari nasib Plato, yang hanya dilabeli sebagai “pengkhayal dunia ideal” kala dia mengatakan mengenai Atlantis.

Dodona

Lagi, konon Mysteries of Demeter di Eleusis juga berasal dari Mesir. Mereka berasal dari Erechteus, yang konon menciptakan Mysteries tersebut sebagai tiruan Mysteries of Isis and Osiris. Tapi, sekali lagi, para akademisi bersikukuh bahwa orang Yunani tersebut keliru. Bagaimanapun, tidakkah diketahui bahwa semua mitos dan legenda bukan berdasarkan realitas, melainkan khayalan?


Siapa yang menciptakan “selubung penolakan” yang mengawal pemisahan Yunani dan Mesir kuno sebagai Tirai Besi ilmiah? Jawabannya bisa ditemukan di akhir abad 19, dan situasi rasial pada era tersebut. Pertanyaan sentralnya adalah dari ras apa bangsa Mesir itu. Hubungan antara Eropa kulit hitam dan kulit putih merupakan isu sosial yang berpengaruh di AS dan Inggris; pada tahun 1879, Inggris menguasai seperempat dunia. Pada masa itulah para akademisi mulai menyadari bahwa Mesir mempunyai kebudayaan yang kuat; pada masa itulah Yunani dikenali sebagai tempat lahir peradaban Barat. Sebagian besar akademisi kulit putih-lah yang melakukan segala hal untuk memastikan bahwa kulit hitam tidak akan menemukan tempat dalam sejarah…meski itu bisa menimbulkan konsekuensi sosial yang serius. Kulit hitam tentu saja tidak mungkin merupakan akar peradaban Yunani yang menakjubkan? Itu “pasti” keliru. Pasti mustahil…

Namun argumen tersebut sulit dipertahankan, dan mitos Atlantis pun digunakan untuk menguji dan menyelamatkan situasi problematik ini: seandainya Atlantis eksis, ia pasti “ras putih”, dan “ras putih” inilah yang memasuki Mesir dan memberi peradaban, kebudayaan, dan filsafat kepada penduduk aslinya yang berkulit hitam. Masalah terpecahkan…

Sikap ini bertentangan dengan sikap Yunani, meskipun sulit untuk dipercaya, setelah lebih dari seabad pencucian otak berkenaan dengan pemikiran Yunani kuno. Bangsa Yunani tidak punya masalah ketika menyatakan bahwa pengetahuan mereka berasal dari Afrika; mereka sama sekali tidak menyebutkan “dewa kulit putih” atau “pemimpin kulit putih” di tengah-tengah kebudayaan kulit hitam yang memberi mereka filsafat.

Poe dan analis lain beralasan bahwa arkeologi modern, karena dibentuk oleh pemikiran barat, tidak bisa hidup dengan konsep bahwa kebudayaan Yunani – dan peradaban barat secara keseluruhan – adalah warisan Mesir yang kulit hitam. Ini menimbulkan perdebatan yang hampir menyenangkan tentang bagaimana bangsa Mesir kuno boleh jadi bukan Afrika – atau sikap umum yang tampaknya berlaku hari ini, tidak menetapkan identitas ras mereka. Bagaimanapun, ras Arab kini merupakan ras dominan di Mesir (terutama di utara), dan penyebutan seperti “leluhur kami” seringkali mengimplikasikan bahwa bangsa Mesir kuno adalah Arab.

Thebes

Fakta-fakta sangat bertentangan dengan pemikiran revisionis semacam itu. Kota Thebes (Yunani) didirikan oleh dua bersaudara, Amphion dan Zethos. Mereka diklaim sebagai putra Zeus, bersama satu makhluk yang dikenal sebagai Antiope. Adalah konsep khas Mesir ketika seorang raja menyatakan dirinya sebagai keturunan dewa. Ini simbolis belaka – tapi harus diketahui bahwa ini juga simbol untuk Yunani kuno.

Pada 1971, arkeolog Yunani, Theodore Spyropoulus, memulai penggalian di bukit Amphion, yang merupakan lokasi pemakaman legendaris dari kedua bersaudara kembar itu. Dia segera menemukan sebuah kamar batu, jauh di dalam gundukan pekuburan. Kamar tersebut berisi perhiasan, termasuk empat gantungan berbentuk lili…motif khas Mesir. Dia juga menemukan sebuah terowongan bawah tanah yang menuju ke beberapa arah. Spyropoulus menjulukinya sebagai “makam khas Mesir”. Riset lebih jauh memperlihatkan bahwa makam tersebut berasal dari 2900-2400 SM, menjadikan temuan Yunani ini sebagai anomali nyata: belum ada peradaban Yunani pada masa itu…namun peradaban Mesir sudah ada.

Ini bukanlah temuan arkeologis pertama yang menunjukkan bukti semacam itu. Legenda Yunani menceritakan bahwa seorang raja Mesir, Danaos, mendarat di Apobathmi, di Peloponnesus, dengan sebuah armada besar. Dia mengangkat dirinya sebagai penguasa dan memerintahkan penduduk asli untuk menyebut diri mereka sebagai “bangsa Danaan”. Homer menyatakan bahwa orang Yunani tidak menyebut diri sebagai bangsa Yunani atau Hellene, melainkan Danaan. Kebetulan kah? Pada masa Yunani-Romawi, turis-turis melakukan perjalanan ibadah ke Apobathmi dan bahkan pergi sejauh mungkin, yang menegaskan bahwa tahun persis pendaratan itu dapat ditetapkan terjadi pada 1511 SM, berdasarkan tulisan ukir pada Parian Marble.


Beberapa firaun Mesir mengklaim kepemilikan atas “Haunebut”, yang artinya “Di balik Pulau-pulau”. Bagian Yunani dari teks Rosetta Stone dengan jelas menerjemahkan frase Haunebu – yang berarti “penduduk Haunebut” – sebagai Yunani atau Hellene. Dan Yunani memang terletak “di balik pulau-pulau” Laut Aegean, jika dipandang dari Mesir. Thutmosis III membual bahwa dirinya telah “mengikat…Haunebut” dan menyerang orang-orang yang tinggal “di tengah-tengah Great Green Sea” (Laut Mediterania). Dalam setahun, dia mengklaim telah mengumpulkan 36.692deben emas dari penduduk yang ditaklukkannya – setara dengan tiga metrik ton – di mana yang 27.000 kilonya secara spesifik dikatakan berasal dari provinsi-provinsi Asia dan pulau-pulau di tengah Great Green Sea (pulau-pulau Yunani).

Pada 1964, Spyridon Marinatos, dikenal atas karyanya tentang Thera (Akrotiri), menemukan serangkaian gudang biji-bijian di Boiotia. Marinatos juga yakin bahwa bangsa Mycenaea membantu Mesir mengusir Hyksos dan kemudian mereka dihadiahi dengan emas yang telah ditemukan di makam terowongan, demikian disebutnya, di Mycenae. Makam-makam ini berasal dari 80 tahun pertama setelah pengusiran Hyksos. Beberapa makam memperlihatkan pengaruh Mesir, walaupun bangsa Mycanaea sangat tidak perduli pada orang mati dibanding bangsa Mesir. Mengenai gudang biji-bijian, Marinatos menyatakan bahwa gudang-gudang itu amat mirip dengan gudang bangsa Mesir. Tentu saja kolega-koleganya tak bisa menerima pembandingan semacam itu.

Salah satu dari gudang-gudang ini berukuran tinggi 30 meter dan lebar 100 meter. Seluruh produksi biji-bijian di Argolid dapat disimpan di kompleks ini, hanya negara terorganisir yang dapat dan mungkin menggunakan mekanisme seperti itu. Sedangkan Yunani tidak memiliki negara terorganisir pada masa gudang-gudang itu dibangun dan digunakan. Kesimpulan logis bahwa daratan Yunani pernah digunakan sebagai suplai biji-bijian yang diekspor ke Mesir “tentu saja” mustahil, karena kita semua “tahu” bahwa perkembangan kebudayaan Yunani sepenuhnya independen dari segala hal yang terjadi di tempat lain di dunia.

Artikel ini tampil pertama kali dalam Frontier Magazine 5.3 (Mei-Juni 1999) dan sedikit disadur.