Kamis, 19 Januari 2012

Makhluk hijau penghisap darah

Beberapa tahun yang lalu, saya mendapat undangan seminar di daerah Semarang. Undangan tersebut dilaksanakan pada siang hari, bertempat di salah satu Mall terbesar di pusat kota Semarang saat itu. Ruangan yang saya tempati adalah sebuah Hall di lantai paling atas dari Mall tersebut. Disana saya berkenalan dengan seorang perempuan bernama Rini (nama samaran). Kami pun mengikuti acara seminar.

Pada saat istirahat makan siang hampir selesai, Rini teman baru saya pamit untuk pergi ke Toilet sebentar. Berkali-kali sebelumnya dia memang mengeluh sakit perut karena sedang "halangan" di hari kedua. Saya pun masuk ke dalam Hall untuk mengikuti acara seminar session kedua.

Setelah 15 menit dari saat terakhir saya melihat Rini, akhirnya dia kembali ke bangku di sebelah saya. Terkejut saya menyaksikan perubahan pada dirinya. Muka Rini tampak pucat, dan bibirnya gemetar seperti orang yang kedinginan. Saya tanya "kenapa?", dia hanya meringis sambil menunjuk (maaf) alat kemaluannya. Saya pikir karena sakit datang bulan, makanya saya sarankan dia minum obat penghilang rasa sakit akibat datang bulan. Tapi Rini malah melotot sama saya dan berkata dengan suara tertahan "Yang sakit itu kemaluanku, bukan perutku. Tau?!!". Baru saya menyadari bahwa ada yang tidak beres dengan rasa sakit yang diderita teman saya.

Saya memutuskan untuk memeriksa ke toilet tempat Rini tadi masuk. Dari sebelum mencapai pintu toilet itu, saya bisa mendengar ada suara-suara aneh seperti binatang sedang menggeram sambil mengunyah sesuatu. "Astaga!! Apa lagi yang akan saya temui?!" batin saya. Dengan melangkah pelan dan perasaan takut saya masuk ke dalam Toilet.

Alangkah terkejutnya saya ketika melihat 2 mahkluk hijau, dengan kuping lancip, kaki dan tangan kurus, perut buncit, dan di punggungnya seperti ada tulang menonjol (seperti penderita Skoliosis). Mahkluk itu berjongkok berhadapan, satu membelakangi saya, dan lainnya menghadap saya. Mereka seperti asyik mengunyah sesuatu yang berasal dari dalam tempat sampah yang tergeletak tak jauh dari situ dan tidak menghiraukan kedatangan saya.

Saya berusaha bersikap tenang dan pura-pura tidak menyadari keberadaan mereka, walaupun saya tahu biasanya mahkluk gaib bisa membedakan mana orang yang indigo dan mana yang tidak. Sambil bersenandung lirih untuk menyamarkan rasa kaget dan takut, saya menuju wastafel untuk mencuci tangan. Saya mencoba untuk melihat apa yang sedang mereka kerjakan dari pantulan cermin di atas wastafel. Ah, bodohnya saya!! Bagaimana mungkin mahkluk seperti itu terpantul di depan cermin. Lalu pelan-pelan saya memutar badan saya untuk melihat aktifitas mereka.

Jantung saya seperti berhenti berdetak saat saya melihat ternyata yang menjadi santapan mahkluk hijau tadi adalah (sekali lagi maaf) pembalut yang bekas dipakai namun mungkin lupa dibersihkan sehingga masih banyak darah di dalamnya, dan mereka sedang menyantap darah kotor yang ada di pembalut-pembalut itu. "Oh, Tuhanku." Tanpa sadar saya berkata demikian. Namun celakanya mahkluk-mahkluk tadi menyadari bahwa saya sedang memperhatikan. Mereka serempak melihat kearah saya dengan matanya yang melotot hampir keluar dan menjerit marah. Suara mereka terdengar parau dan penuh kemarahan, seperti suara burung gagak tapi lebih nyaring. Tanpa pikir panjang saya lari tunggang langgang sampai sepatu saya jebol sebelah kiri.

Melalui peristiwa ini saya menyadari dan ingin mengajak pembaca, terutama bagi perempuan untuk selalu menjaga kebersihan diri selain menjaga kebersihan hati. Bila ingin mengganti pembalut bekas pakai, sebaiknya dibersihkan dulu darah kotornya baru kemudian dibungkus yang rapi dengan plastik hingga bau darahnya tersamar. Jangan main buang aja di kotak sampah! Bisa jadi mahkluk-mahkluk serupa sedang mengintai dimanapun kita berada. Mungkin bila kita mengalami sakit yang luar biasa pada saat datang bulan, bisa jadi ada mahkluk hijau yang sedang menyantap darah kotor kita dari pembalut yang lupa dibersihkan dahulu sebelum dibuang...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar