Sabtu, 28 Januari 2012

Persahabatan yang hilang

Masuk tahun ajaran baru memang sangat menyenangkan bukan? apalagi kalau udah masuk sekolah yang tingkatnya lebih tinggi. Sekolah baru, teman baru, hal-hal baru, semua serba baru. Sungguh menyenangkan, aku sangat senang.
Perkenalkan, namaku Krita (nama samaran), umur 13 tahun sekarang udah kelas 1 SMP .Aku senang udah jadi anak SMP. Padahal rasanya baru kemarin aku masuk SD… hihihiii…

Aku masuk sekolah yang bisa dikatakan sekolah favorit dan cukup elite. Hampir semua anak murid disini yang pintar-pintar dan dari kalangan berkelas. Aku sempat sedikit kaget saat pertama kali datang ke sekolah ini.Beda banget dari SD ku yg bisa dikatakan sederhana. Sekolah ini luas banget !!! Walau kelas nya ngk bertingkat seperti gedung-gedung sekolah pada umumnya,tapi luasnya bukan main, lapangan nya.. wuihh.. mantap.. taman nya juga banyak bunga.. ckckckkckkk.
Yah begitu lah sekolah baru ku teman. EEiiit,, sekolah baru, udah ku kenalin kan? nah sekarang ku akan ceritakan tentang pertemuanku dengan sahabat di smp ku.. begini ceritanya.
Pertama masuk sekolah, di hari senin yang cerah. Aku mondar-mandir di depan toilet. Aku belum tau aku masuk kelas mana. Saat itu aku hanya sendirian ke sekolah karena orang tua nggak sempat nemenin aku. Iri juga sih ngelihat yg lainnya di dampingi orang tua, tapi ya sudahlah, ku kan bukan anak kecil lagi.
Setelah lama menunggu akhirnya guru membukakan pintu masuk kelas 7C sampai 7F. Semua orang berebutan pengen lihat, mereka pengen tau anak nya ada di kelas mana. Aku jadi sulit untuk melihat daftar nama yg di terima di kelas tersebut. Waktu udah sepi, dengan segera aku melihat dengan teliti.Hemmmm.. mana nama ku ya? Aha. mungkin di kelas 7D..atau 7E…atau mungkin 7F.. dengan segera ku beranjak pergi dan melihat satu persatu kertas pengumuman di masing-masing kelas.
Nama ku kok juga nggak ada? mana namaku? kok nggak ada? Tak berapa lama terdengar bahwa kelas 7A dan 7B telah di buka, aku segera berlari pergi meninggalkan klas 7f itu. Langkah kaki ku sempat terhenti di depan kelas 7C, sempet nggak yakin, apa mungkin aku masuk kelas itu? itu kan kelas anak-anak pinter. Masa sih aku? ah.. coba liat aja dulu deh.
Ha ?sampai-sampai di klas 7B juga nggak ada? tinggal satu kelas, kelas 7A? waah pikiran ku mulai kacau. Kelas A, kelas terkenal karena anak-anak murid terpintar di sana. Aku kan nggak pintar-pintar amat. Lihat aja deh.
Nafasku seakan hilang, detak jantungku berdebar-debar dengan kerasnya, air mataku mau tumpah. Sesak rasanya. Tiba-tiba Hp ku berdering, dari Ibu ku, “gimana,mbak? masuk kelas apa?”, rasanya tak dapat ku sebutkan tapi harus ku jawab.
“bu… Ita.. hiks…”. “Lho kok nangis?”, “Ita masuk kelas A bu “kataku sambil menangis bahagia, “alhamdulillah. selamat ya mbak” kata ibuku..
Hari yang membahagiakan.. Waktu lagi MOS, ku di ajak ngobrol dengan anak cewek, namanya Rena (nama samaran), baik banget anaknya, imut, badannya lebih kecil dari aku, dia temen pertama ku di SMP, dan dia temen sebangku pertama di SMP.
Karena kami udah begitu dekat kami pun udah jadi sahabat. Dia sahabat pertama di SMP, dia termasuk pintar di kelas. Aku sih kalah jauh dengan dia. Aku sempet minder dan ngerasa ngk pantas jadi sahabat dia, karena aku nggak pinter kayak dia, dan.. saat itulah ku dengar kata-kata yang terdengar indah di kupingku, “sahabat nggak di lihat dari kaya ato miskin, pintar ato ngk..itu nggak penting dalam persahabatan, kita hanya perlu saling percaya dan menjaga hubungan persahabatan kita.. dan kita juga harus dapat menerima sahabat apa adanya.. kita akan selalu tetep jadi sahabat”
Senang nya aku saat mendengar kata-katanya itu. Ku akhirnya tau arti sahabat itu sesungguhnya. Cukup banyak yang dapat ku pelajari dari kata-katanya untukku. Dia membuat ku kembali bersemangat menjalani hari-hariku. Terima kasih Rena.
Seiring berjalannya waktu, ku mendapatkan banyak sahabat, mereka bernama, Wini, Lila, Sisca (nama samaran).. kami menjadi 5 sahabat.. tapi, aku paling deketnya dengan Wini dan Rena. Saking akrab nya kami bertiga,kami sampai les di tempat les yg sama. Biar kompak gitu. hehehehhehehhhee. Kadang kami bertiga membeli barang yang sama.
Dan aku masih ingat, setiap hari jumat kami bertiga nonton film bareng di rumah Wini. Dan yang sangat ku ingat kami punya buku DIARY bersama-sama. Yaitu buku diary yang hanya kami bertiga yang menulis dan membacanya. Kami merasa sangat dekat karena DIARY itu. Seruu deh.
Setiap detik kebersamaan kami, aku selalu meresapinya, kehangatan yang takkan terlupakan, kehangatan nyata .. kasih sayang yang nyata.. bukan dari pacar ku.. atau orang yang sedarah dengan ku. Tak punya hubungan darah, sama sekali tidak. Tapi kehangatan yang tercipta dari persahbatan kami, benar-benar nyata. Dan rasanya, aku sama sekali nggak mau kehangatan ini berakhir. Nggak mau, sama sekali nggak mau.
Pada saat ulang tahun ku, aku nggak tau harus mengatakan apa. Entah hari terindah atau menyedihkan. Mau tau kenapa?
1. pada siang harinya ku merayakan ulang tahun ku bersama Wini, Rena, dan sisca. Terasa begitu menyenangkan. Dan lagi, Wini memberikan ku boneka yang di tangkapnya sendiri pada saat main di game center. Rena juga memberikan boneka hasil tangkapannya untukku, Rena bilang itu boneka kesayangannya, dan aku boleh memilikinya. Betapa bahagianya aku saat itu… mendapatkan boneka yang tak ternilai harganya dari sahabatku. Aku semakin sayang sama mereka.
2. Saat les, Wini bilang 3 hari setelah hari ulang tahun ku, dia akan berangkat ke Madiun. Karena papanya akan tugas di sana. Aku sedih banget dengarnya. Ingin nangis, tapi itu hanya akan buat Wini kebingungan dan khawatir. Aku nggak mau Winni jadi nggak tenang pergi ke Madiun. Nggak!!! Nggak boleh nangis, ayo tersenyum Krita!!! Kamu pasti bisa,” hehehehehe… Hati-hati di sana ya, bawa oleh-oleh kalau main ke sini lagi ya ,awas kalau kamu lupa ma aku. ku ulek-ulek ntar mukamu.. hehehhee” kataku sambil tersenyum bercanda. “ahahahhaa..wokee bos..sip!!!” dia pun tersenyum. Aku pun lega.
Saat hari terakhir, Aku, Rena, dan Wini menghabiskan waktu ke sekolah, melihat matahari terbenam di lapagan sekolah.. Makan burger di depan kelas 7C. Sambil bercerita. Sambil bercanda. Sambil mengucapkan pesan-pesan buat satu sama lain.
Untuk kenang-kenangan, kami foto bertiga dengan latar belakang matahari mulai terbenam. Setiap memandang foto itu, ingin sekali ku kembali pada saat itu. Saat beranjak pulang, Ku peluk Wini dengan erat, seakan takut dia hilang dari hadapanku saat itu. Seakan takut takkan bisa bertemu dangannya lagi.. takut ngk bisa lihat senyumannya lagi. Wini..please.. jangan tinggalkan aku. Aku mohon.
Kamu akan tetap jadi sahabat aku kan? iya kan Wini? Iya kan ?seakan bisa mendengar kata hatiku, Wini berkata, “tenang, kita akan selalu jadi sahabat kok, walau persahbatan kita terpisahkan. ok? pokoknya jangan nangis ya?”, aku hanya mengangguk.
Wini berangkat pukul 08.00, Aku dan Rena nggak sempat mengantar Wini pergi ke bandara, karena saat itu kami sedang sekolah. Tapi aku cukup senang sempat berbicara di telpon sebelum keberangkatan Wini. Rena menangis, ya itu pertama kali ku melihat Rena menangis. Dia nggak sanggup bicara dengan Wini di telpon, Rena sangat sedihh. Bukan nya aku nggak mau nangis saat Wini telpon, tapi karena Wini bilang agar aku nggak usah nangis. Kalau boleh jujur, aku malah sebenarnya bisa aja nangis lebih keras. Walau pertemuan ku dan Wini singkat, tapi rasanya kami sudah lama menjadi sahabat. Aku juga bingung kenapa bisa begitu ya? kenangan bersama Wini tak akan pernah aku lupakan. Sahabat yang berarti untukku…
Aku dan Rena sudah berjanji kepada Wini agar selalu bersama hingga kedatangan Wini nanti. Tapi tuhan berkehendak lain. Janji itu tak bisa di penuhi. Takkan pernah bisa lagi di penuhi.
Semenjak kepergian Wini, Rena sekarang lebih dekat dengan Sisca. Kadang jika aku berjalan bersama, aku seperti dianggap tak ada. Aku jadi bingung. Rena kenapa ya? kalau ku ajak bicara, dia seperti tak pedulikan ku sama sekali. Aku di acuhkan. Aku mulai merasa di jauhi sahabat ku Sendiri. Sahabat yang juga berarti buatku.
Sikap Rena kepadaku semakin manjadi-jadi, dia sering kirim s.a tentang kekesalan dia dengan seseorang, aku tau ,s.a dia untukku. Aku sadari itu. Aku coba tuk minta maaf. Dia pun mau memaafkan ku.
Tak berselang lama, Rena mengirimnya lagi, saat itu liburan panjang, kami tak bisa bertemu dan berbicara, hanya bisa sms san.Tapi dia tetap tampak masih kesal dengan ku. Aku salah apa? aku kenapa? kenapa kamu tega katakan itu? kita sahabat kan? kataku dalam hati … aku ingin menangis rasanya.
Ya Allah, Krita salah apa sama Rena? sampai Rena begitu marah sama Krita? Krita nggak ngerti.. Krita udah minta maaf.. tapi knapa Rena masih marah? apa yang harus Krita perbuat agar bisa tetap menjaga persahabtan Krita ini? bagaimana Krita bisa baikan dengan Rena?
Saat kebingungan ku itu, itulah akhir dari persahabatan ku dengan Rena.. Rena sudah memaafkan ku. Tapi, dia berkata sudah nggak bisa bersahabat dengan ku lagi. Saat menerima sms itu, tanganku bergetar hebat. Ku genggam erat handphone ku. Rena..Rena..Rena.. jangan lakukan itu.. aku masih ingin jadi sahbat mu.. kita akan selalu bersama bukan? iyakan Rena?? itu kan katamu? RREEEENAAAA!! !jangan tinggalkan aku…
“Iya nggak apa-apa.. makasih ya udah maafin aku.. makasih buat semua nya Ren.. met malem”, ya itu jawaban dari ku. Aku udah nggak sanggup.
10 menit setelah ku balas sms Rena, ku menelpon Winni, ”Winni,maafin aku.. aku dan Rena udah bukan sahabta lgi. Kami bertengkar. Maafin aku Wini, ini semua salah aku.. salah aku yang nggak bisa jaga persahabatan.. salah aku yang nggak pernah mengerti kamu dan Rena,, salahku…”, aku sudah nggak ingat lagi apa yang ku katakan saat itu, yang ku ingat hanya tangisanku dan suara Wini yang mencoba menenangkan ku.
Hari pun berganti… kenangan masa lalu yang takkan ku lupakan ..
Sekarang aku sudah punya sahabat baru dan begitupun Rena..
Walau persahabatan kita hilang, tapi bagiku Rena masih sahabat ku..
Buat Rena: andai kamu baca cerita ini, apa perasaanmu? apa yg kamu rasakan? maaf jika kamu marah.. tapi aku hanya ingin mengatakan hal yang sejujurnya..
Buat Winy: kamu selalu sejukkan hatiku, selalu ada saat aku butuhkan kamu, walau kita nggak bisa bertemu.. kita akan tetap jadi sahabat. .aku selalu menunggu kedatanganmu, selalu ku tunggu.. akan ku jaga persahabatan kita berdua.
Aku sayang Rena dan Wini seperti saudara ku sendiri. Begitu juga sahabat ku yang lain.. I love you my best friend.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar